digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Khozinatus Sadah 27116056.pdf
PUBLIC Noor Pujiati.,S.Sos

Penyebaran Islam di pulau Jawa tidak dapat dilepaskan dari peran Wali Songo (Wali Sembilan) yang berdakwah melalui jalur kebudayaan. Salah satu tokoh Wali Songo tersebut adalah Sunan Drajat (1470 – 1522 M), di Desa Drajat, Lamongan. Saat ini, kompleks makam Sunan Drajat telah menjadi wisata religi dengan jumlah kunjungan mencapai 440 ribu orang di tahun 2016. Namun, dari peluang tersebut belum ditunjang dengan pengelolaan informasi yang baik. Hal ini dibuktikan dengan terbatasnya pengetahuan akan makna ragam hias oleh para penjaga makam (kuncen), sehingga ragam hias tersebut hanya menjadi sebatas hiasan tanpa makna. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) memetakan struktur ragam hias yang ada di kompleks makam Sunan Drajat, (2) pengaruh ajaran dan pemikiran Sunan Drajat terhadap bentuk ragam hias di kompleks Sunan Drajat, dan (3) menemukan makna estetik ragam hias yang ada di kompleks makam Sunan Drajat. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis estetika Djelantik, dan estetika morfologi Thomas Munro. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini, antara lain (1) ragam hias di kompleks makam Sunan Drajat menggunakan gagasan naturalis, bentuk tanaman sebagai ide utama dengan gaya ukiran Jepara, Cirebon, dan Majapahit, (2) ragam hias di kompleks makam Sunan Drajat mengandung ajaran dan pemikiran Sunan Drajat yaitu berupa catur piwulang (ajaran) dan sapta paweling (pengingat), dan (3) dari aspek makna estetik, bentuk ragam hias di kompleks makam Sunan Drajat didominasi ragam hias flora, pemandangan (batu, air, bangunan), fauna, dan ragam hias mitologi (kala dan kedok) mengandung makna ajaran dan pemikiran Sunan Drajat. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan refrensi dalam membuat identitas wisata religi Sunan Drajat, dan informasi akan pemikiran dan ajaran Sunan Drajat yang tertuang dalam ragam hias yang relevan dan bermanfaat bagi generasi sekarang.