digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800



BAB 1 JOSHUA DWI PRASETYO (NIM : 10214059)
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 JOSHUA DWI PRASETYO (NIM : 10214059)
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 JOSHUA DWI PRASETYO (NIM : 10214059)
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 JOSHUA DWI PRASETYO (NIM : 10214059)
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 JOSHUA DWI PRASETYO (NIM : 10214059)
Terbatas  Ratnasari
» Gedung UPT Perpustakaan


Internet of Things adalah suatu sistem fisis dunia maya, yaitu suatu sistem yang dapat menyimpulkan suatu informasi dari big data dan menggunakan informasi tersebut sebagai umpan balik sehingga sistem dapat beradaptasi terhadap perubahan lingkungan yang ada dengan baik. Internet of Things memiliki banyak aplikasi di dalam dunia modern ini, salah satunya adalah dalam bidang manajemen energi. Pada penelitian ini, Internet of Things diaplikasikan pada sistem pendingin ruangan. Sistem pendingin ruangan tersebut bekerja dengan kontrol logika fuzzy sehingga kontrol fuzzy tersebut dapat mengatur waktu nyala-mati dari sistem pendingin ruangan. Data-data temperatur yang didapatkan kemudian diolah, sehingga didapatkan suatu besaran fisis berupa karakteristik termal berupa kapasitas kalor (C) dan hambatan termal (R), yang dapat digunakan untuk menentukan kapan sistem pendingin ruangan tersebut menyala dan mati. Pada penelitian ini, sudah dilakukan variasi kontrol berupa jenis konfigurasi, variasi besar waktu menyala dan mati pada konfigurasi segitiga, serta variasi lebar fungsi keanggotaan pada konfigurasi segitiga. Didapatkan kesimpulan bahwa konfigurasi yang memiliki paling banyak fungsi segitiga memiliki penjagaan temperatur dan temperatur rata-rata yang paling optimal; waktu nyala yang semakin lama, dapat menurunkan temperatur minimal, akan tetapi pemetaan aturan inferensi atau keluaran yang tidak optimal akan menyebabkan rentang penjagaan temperatur menjadi lebar; konfigurasi segitiga yang paling optimal adalah konfigurasi yang tidak terlalu lebar dan tidak terlalu sempit, yaitu dengan interval batas fungsi keanggotaan 1 hingga 3. Nilai RC yang didapatkan saat kompresor mati merupakan nilai karakteristik termal dari ruangan dan nilainya pun berdekatan satu sama lain. Nilai RC saat kompresor menyala umumnya lebih besar dari nilai RC saat kompresor mati dan tidak bergantung pada beda temperatur luar dan dalam ruangan.