digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Resolusi seismik merupakan hal yang penting dalam menilai kualitas data seismik. Meskipun dengan teknologi akuisisi data seismik yang canggih, identifikasi lapisan tipis masih merupakan hal yang sulit. Frequency content yang tinggi diperlukan untuk identifikasi lapisan tipis dan dapat diperoleh dengan bandwidth extention. Maka dari itu pada penelitian ini digunakan metode Short Time Fourier Transform Half Cepstrum (STFTHC) untuk memperlebar bandwidth. Transformasi Fourier dilakukan pada cuplikan data seismik sehingga diperoleh spektrum amplitudo dan fase. Spektrum amplitudo dimanipulasi dengan dengan mengadopsi sebagian metode Cepstrum sedemikian hingga diperoleh spektrum yang lebih lebar. Spektrum amplitudo yang baru kemudian direkonstruksi dengan spektrum fase awal. Program STFTHC yang dibuat diuji kepada data seismik sintetik satu dan dua dimensi untuk validasi. Pembuatan model satu dimensi dilakukan berdasarkan kriteria Rayleigh dan Ricker untuk menunjang analisa. Trace sintetik dua dimensi dibangun dengan wedge model. Kedua data sintetik ini diperoleh dengan mengkonvolusikan koefisien refleksi dengan wavelet Ricker zero phase dengan frekuensi dominan 35 Hz, sampling 2 ms, dan record length 0.1 s. Panjang window untuk aplikasi data sintetik yaitu 32 sedangkan data real 16 dengan nilai 𝛼 sepetempat dari panjang window tersebut. Hasil validasi program terhadap data sintetik 1D dan 2D menunjukan bahwa STFTHC berhasil meningkatkan resolusi data seismik dan memisahkan lapisan yang ketebalannya dibawah tuning thickness. Aplikasi STFTHC terhadap data lapangan TG berhasil meningkatkan resolusi dan memisahkan dua reflector yang berdekatan. Penggunaan data seismik hasil STFTHC sebagai input pada proses inversi AI mampu meningkatkan koefisien korelasi seismic – well tie sebesar 10% dan menurunkan nilai error antara log asli dan log hasil inversi sebesar 17,5%.