digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pemantauan perubahan parameter fisis (resistivitas) reservoir di sebuah formasi geologi merupakan salah satu hal penting untuk memastikan bahwa gas CO2 yang diinjeksikan masuk ke dalam reservoir. Pemantauan injeksi CO2 dapat dilakukan dengan metode time domain electromagnetic (TDEM). Pemantauan ini dapat diawali dengan simulasi pemantauan dengan pemodelan. Untuk memodelkan struktur geologi yang kompleks seperti model 3D dibutuhkan program pemodelan 3D. Dalam beberapa dekade ini beberapa metode pemodelan TDEM 3D telah dibuat. Namun, program inversi non-linier yang tersedia saat ini adalah program 1D. Untuk itu perlu adanya pemodelan yang menampilkan hasil pemodelan inversi 1D terhadap data sintetik dari pemodelan 3D. Dengan alasan teresebut, penelitian ini dilakukan untuk memahami prinsip kerja pemodelan 3D secara umum dan kemampuan pemodelan inversi non-linier 1D pada data sintetik 3D. Dalam penelitian ini didapati bahwa respon TDEM dipengaruhi oleh model resistivitas, panjang dan arus transmitter, dan jarak receiver. Dari pemodelan sensitivitas, didapat nilai sensitivitas respon terhadap perubahan reservoir adalah 0,15-0,52. Sementara itu, hasil inversi 1D pada data sintetik 3D memiliki RMS-error 0,1 % – 0,25 %. Pusat struktur antiklin 3D bergeser ke atas sebesar 100 m dan 600 m secara horizontal. Meskipun demikian, penampang hasil inversi memberikan hasil yang dapat mewakili garis besar struktur 3D sintetik yang digunakan. Di sisi lain, model setelah injeksi CO2 menunjukkan perbedaan pada kurva respon TDEM sebesar 4%. Selain itu perbedaan ditemui juga pada kurva resistivitas semu dan penampang hasil inversi. Dari penelitian ini dapat dikatakan bahwa metode TDEM dapat digunakan untuk mengamati proses injeksi CO2 ke dalam reservoir dan pemodelan inversi 1D cukup baik untuk menggambarkan struktur dari model 3D.