COVER Fachri Muhammad Winant
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Fachri Muhammad Winant
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Fachri Muhammad Winant
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Fachri Muhammad Winant
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Fachri Muhammad Winant
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Fachri Muhammad Winant
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Fachri Muhammad Winant
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Studi ini bertujuan untuk mempelajari variasi kekuatan upwelling berdasarkan indikatornya dan indeks yang dihitung berdasarkan data angin dan temperatur permukaan. Perhitungan indeks upwelling (UI) di dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Bakun dan metode selisih temperatur permukaan antara perairan pantai dan lepas pantai, dikenal sebagai coastal upwelling index (CUI). Perairan pantai di dalam hal ini adalah perairan yang berjarak 50 km, 75 km, dan 100 km dari garis pantai, sedangkan lepas pantai memiliki jarak 450 km dari garis pantai. Perhitungan coastal upwelling index dilakukan dengan menggunakan data temperatur permukaan laut yang diperoleh dari lembaga National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) selama 13 tahun (2003-2015). Sementara itu, perhitungan indeks upwelling dengan metode Bakun memanfaatkan data angin dari lembaga European Centre for Medium-Range Weather Forecast (ECMWF) selama 16 tahun (2000-2015). Didalam studi ini, data indikator fenomena upwelling, berupa data kelimpahan klorofil-a dan data pengukuran profil vertikal temperatur, juga digunakan. Kedua data tersebut diperoleh masing-masing dari situs National Aeronautics and Space Administration (NASA) dan laporan rutin pemantauan lingkungan yang dibuat oleh Tim Enviro PT. Newmount Nusa Tenggara. Hasil penelitian menunjukan bahwa UI dan CUI saling memiliki korelasi yang signifikan terhadap indikator upwelling di perairan selatan Sumbawa. Pada saat terjadi fenomena upwelling di perairan tersebut, kelimpahan klorofil-a akan meningkat dan terjadi pendangkalan kontur temperatur 20 oC pada profil vertikalnya. Hal ini bersesuaian dengan UI yang memiliki nilai positif dan mengindikasikan terjadinya upwelling. Kekuatan upwelling dapat digambarkan dengan nilai UI yang semakin besar dan bernilai positif. Sementara itu, nilai CUI tidak membesar bersamaan dengan meningkatnya nilai indikator upwelling. Hasil analisis beda fasa (time lag analysis) menunjukkan peningkatan nilai CUI terjadi 2 bulan setelah indikator upwelling menandakan terjadinya upwelling. Hasil kajian ini juga menunjukkan bahwa UI maupun CUI dapat merepresentasikan kekuatan upwelling yang terjadi di perairan selatan Sumbawa setiap monsun timur bertiup (pada bulan Juni, Juli, dan Agustus). UI dan CUI dalam studi ini diteliti dalam rentang waktu 13 tahun, yaitu tahun 2003 sampai dengan tahun 2015.
Perpustakaan Digital ITB