digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 ERIAN JEREMY (NIM : 12513045)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 ERIAN JEREMY (NIM : 12513045)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 ERIAN JEREMY (NIM : 12513045)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 ERIAN JEREMY (NIM : 12513045)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 ERIAN JEREMY (NIM : 12513045)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA ERIAN JEREMY (NIM : 12513045)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Kapal, sebagai salah satu sarana transportasi dan logistik jalur laut, memiliki bagianbagian yang terbuat dari logam seperti: lambung, geladak, atau unsur dekoratif. Aluminium adalah jenis logam yang umum digunakan sebagai bahan baku kapal karena memiliki ketahanan korosi yang baik akibat adanya lapisan pasif Al(OH)3 yang terbentuk pada permukaan logam teroksidasi. Meskipun begitu, aluminium yang terendam air laut tetap dapat mengalami korosi yang merusak lapisan pasif aluminium tersebut akibat ion agresif seperti Cl dan juga akibat mikroorganisme, yang dikenal sebagai Microbiologically-Influenced Corrosion (MIC) atau biokorosi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kehadiran bakteri Citrobacter youngae strain SKC-4 pada proses biokorosi paduan aluminium tipe 6061 di medium air laut yang diambil dari perairan Laut Jawa yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Serangkaian percobaan telah dilakukan, diawali dengan preparasi material, bakteri, dan media air laut. Preparasi material bertujuan mempersiapkan material uji yang direndam. Pembuatan kultur bakteri Citrobacter youngae strain SKC-4 dilakukan dengan menumbuhkan bakteri pada medium LB modifikasi selama 2 hari 10 jam inkubasi, sesuai hasil percobaan kurva tumbuh. Bakteri yang sudah dikultur kemudian dimasukkan pada media biokorosi berupa air laut dengan komposisi 10% v/v bakteri. Perendaman spesimen dilakukan pada media air laut dan media air laut mengandung bakteri selama 7, 14, dan 30 hari. Pengamatan dilakukan untuk menentukan laju korosi, mengetahui mekanisme korosi, dan mengetahui penurunan tahanan polarisasi (Rp) sebagai akibat terjadinya korosi pada Al 6061 yang direndam pada air laut berisi bakteri Citrobacter youngae strain SKC-4. Laju korosi dihitung berdasarkan data pengurangan berat hasil uji perendaman, data rapat arus dari hasil ekstrapolasi Tafel, serta data tahanan polarisasi dari hasil pengukuran Linear Polarization Resistance (LPR). Dengan metode uji perendaman, didapat bahwa laju korosi pada hari ke 7, 14, dan 30 adalah sebesar 0,2865 mm/tahun, 0,5907 mm/tahun, dan 0,8030 mm/tahun. Dengan metode elektrokimia yaitu ekstrapolasi Tafel, didapat bahwa laju korosi pada hari ke 7, 14, dan 30 adalah sebesar 2,6257x10-8 mm/tahun, 7,6389x10-8 mm/tahun, dan 1,7738x10-7 mm/tahun. Dengan metode elektrokimia lain yaitu LPR, didapat bahwa laju korosi pada hari ke 7, 14, dan 30 adalah sebesar 2,9745x10-8 mm/tahun, 3,6264x10-8 mm/tahun, dan 2,2940x10-7 mm/tahun. Secara umum seiring lamanya perendaman, laju korosi semakin besar, dan nilainya lebih besar dibanding spesimen yang direndam dalam air laut tanpa bakteri. Tahanan polarisasi didapat dengan pengujian EIS dan didapat bahwa tahanan polarisasi pada hari ke 7, 14, dan 30 adalah sebesar 4676 ohm.m-2, 2226 ohm.m-2, dan 846 ohm.m-2 dimana terlihat bahwa semakin lama waktu perendaman, tahanan polarisasi menurun dan nilainya lebih kecil dibanding spesimen yang direndam dalam air laut tanpa bakteri. Bakteri Citrobacter youngae strain SKC-4 membentuk biofilm yang mengakibatkan peningkatan laju korosi dan penurunan tahanan polarisasi paduan Al 6061 yang terendam di media air laut. Hasil analisis Fourier-Transform Infra Red (FTIR) dan Energy Dispersive Spectroscopy (EDS) mapping menunjukkan bahwa seiring lamanya perendaman, lapisan biofilm semakin menebal pada permukaan spesimen.