digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Blok Meruap merupakan salah satu lapangan penghasil migas di Cekungan Sumatra Selatan yang termasuk ke dalam cekungan belakang busur. Keterdapatan batuan volkanik sebagai batuan reservoir pada lapangan ini dapat diamati pada conto batuan inti dari Formasi Air Benakat berumur Miosen Tengah yang memperlihatkan litologi tuf, berwarna abu-abu terang dengan struktur laminasi sejajar dan aqueous flow, dan memiliki nilai log sinar gamma yang cukup tinggi dengan porositas berkisar dari 10% hingga 25% dan permeabilitas kurang dari 10mD berdasarkan data RCAL (Routine Core Analysis) dan SCAL (Special Core Analysis). Selain itu terdapat pula batuan volkaniklastik yang menunjukkan litologi batupasir konglomeratan berwarna abu-abu gelap dengan struktur gradded bedding, perlapisan silang siur, bioturbasi, dan laminasi sejajar dengan nilai log sinar gamma yang lebih rendah, dengan porositas berkisar dari 5% hingga 30% dan permeabilitas mulai dari 0.1mD hingga 1000mD. Keberadaan batuan piroklastik dan volkaniklastik yang memiliki porositas dan permeabilitas baik inilah yang mendorong dilakukannya penelitian ini dengan tujuan mengkarakterisasikan batuan reservoir tersebut dan pengaruh material volkaniknya terhadap respon dari log tali kawat yang bertujuan untuk menentukan kualitas reservoir tersebut. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisis petrografi, XRD (X-ray Diffraction), XRF (X-ray fluorescence), dan GLT (Geochemical Logging Tools). Berdasarkan pengamatan petrografi, setidaknya batuan reservoir di Lapangan Meruap ini terdiri dari 6 jenis, yakni: Lithic Arenite, Lithic Wacke, Feldspathic Arenite, Feldspathic Wacke, Tuf Kristal berdasarkan klasifikasi Guilbert (1982) dan Schmid (1982). Masing-masing batuan tersebut memiliki komposisi mineral yang beragam, namun didominasi oleh mineral plagioklas, kuarsa, mineral lempung (smectite, illite, kaolinite dan klorit), pirit, kalsit, siderit, dan zeolit. Batuan tuf kristal memiliki komposisi kimia rhyolite berdasarkan analisis geokimia yang kemudian digunakan sebagai salah satu parameter untuk menentukan mineral menggunakan data GLT (Geochemical Logging Tools) yang hasilnya digunakan dalam analisis petrofisika dan menghasilkan litologi dan kualitas batuan volkanik dan volkaniklastik tersebut sebagai batuan reservoir, seperti densitas butiran, porositas, permeabilitas lambda, dan Swirr yang dapat dibagi menjadi 5 unit seri volkanik dengan litologi batuan shale, batupasir, batupasir tufaan, pirolkastik-tufit, dan piroklastik.