digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Komunikasi radio di Indonesia perkembangannya sudah cukup baik namun Penggunaan kanal frekuensi radio di Indonesia masih belum jelas peruntukkannya, meski sebenarnya telah diatur setiap kanalnya, misalnya kanal untuk radio meritim dan penerbangan, keduanya telah memiliki alokasi frekuensi sendiri – sendiri sehingga tidak tercampur pada saat penggunaanya. Namun permasalahan yang ada di Indonesia yaitu sering kali terjadi nelayan berkomunikasi menggunakan kanal frekuensi penerbangan. Oleh karena itu, perlu adanya solusi untuk seluruh nelayan di dalam sistem komunikasi berupa suatu perangkat yang sesuai standar dan menggunakan frekuensi radio sesuai peruntukkannya yaitu sebuah sistem komunikasi yang terintegrasi untuk menjamin keselamatan, dan keamanan nelayan. Sistem komunikasi tersebut berupa perangkat komunikasi bagi kapal nelayan untuk berkomunikasi dengan kapal lain juga “syahbandar” sebagai penerima distress signal (emergency), pelaporan cepat kejadian tertentu (seperti pembajakan, penangkapan oleh kapal asing, dan sebagainya). Radio kemaritiman untuk nelayan dibuat dengan mempertimbangkan kebutuhan standart nelayan untuk system komunikasi dan informasi keamanan nelayan, selain itu juga perangkat ini dibuat ditujukan agar harganya mudah terjangkau oleh setiap nelayan, serta mudah digunakan . Radio nelayan dibangun dengan control utama menggunakan Arduino Pro Mini 3,3 V / 8 MHz, modul osilator DRA818V pada kanal Very High Frequency (VHF), serta komponen pendukung lainnya. Pada implementasi pada radio yaitu Arduino Pro Mini 3,3V / 8MHz akan bekerja mengolah data inputan dari pengguna berupa nilai integer untuk kemudian dikonversikan oleh DRA818V menjadi kanal frekuensi. Frekuensi yang telah ditentukan ialah frekuensi pembawa yang di modulasi kemudian menjadi jalur komunikasi pada radio. Perangkat ini memiliki daya keluaran 1 watt dan hasil pengujian komunikasi terjauh ialah 412 meter.