digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2019_TA_PP_DENY_WAHYU_SAPUTRO_WIBOWO_1-ABSTRAK_pdf.pdf
Terbatas Sandy Nugraha
» ITB

Masjid Surakarta merupakan proyek yang dibangun untuk menjadi pusat kegiatan keagamaan umat Islam di Kota Surakarta. Proyek ini diprakarsai oleh Pemerintah Kota Surakarta dengan menggunakan lokasi di Kawasan Taman Sriwedari sebesar 15.000 m2. Kawasan Taman Sriwedari merupakan kawasan yang kuat dengan unsur budayanya dan di lokasi tersebut juga terdapat bangunan cagar budaya. Untuk merespon konteks tersebut Masjid Surakarta membawa nilai lokalitas dalam rancangannya. Selain itu, sebagai masjid yang menjadi tempat ibadah umat Islam, rancangan juga harus memiliki nilai spiritualitas. Dengan nilai lokalitas dan spiritualitas yang ingin dibawa, muncullah konsep spiritualitas dalam lokalitas yang menggambarkan bangunan masjid di dalam kawasan budaya. Untuk memunculkan konsep tersebut ke dalam wujud desain, diperlukan sesuatu yang dapat menggambarkan kedua nilai tersebut, lalu didapatkanlah bentuk Gunungan Wayang sebagai penggambaran dari konsep tersebut. Bentuk wayangan ini memiliki fungsi sebagai penanda awal-akhir cerita dan pergantian babak. Fungsi tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa arsitektur sebagai bentuk yang menggambarkan transisi antara ruang luar dan ruang dalam. Bentuk bangunan masjid yang menerapkan kaidah arsitektur masjid Jawa juga merupakan respon terhadap nilai lokalitas yang ingin dibawa. Konsep besar tersebut kemudian dijabarkan lagi ke dalam konsep zonasi, sirkulasi, dan struktur.