Kota Semarang merupakan kota di pinggir laut yang kawasan pesisirnya belum
mempunyai lokasi Waterfront menarik. Pelabuhan Tanjung Emas sebagai salah
satu Urban Place di pesisir kota berpotensi untuk dapat dirancang menjadi
kawasan yang menarik sejalan dengan proses implementasi Rencana Induk
Pelabuhan (RIP). Salah satu pendekatan perancangan yang dapat digunakan
adalah pendekatan Placemaking. Hingga tahun 2018 Pelabuhan Tanjung Emas
belum memiliki simulasi perancangan kawasan yang menggunakan pendekatan
Placemaking.
Tesis ini bertujuan untuk membuat simulasi perancangan Kawasan Terminal
Penumpang Pelabuhan Tanjung Emas dengan pendekatan Placemaking melalui
metode kualitatif deskriptif dan alur perancangan sinoptik. Dengan metode
tersebut, dikembangkan tiga alternatif konsep perancangan untuk Kawasan
Pelabuhan Tanjung Emas. Tiga alternatif konsep tersebut kemudian dipilih salah
satu yang terbaik menggunakan Goals Achievement Matrix (GAM) untuk dibuat
simulasi perancangan kawasan. Berdasarkan kriteria variabel perancangan yang
memperhatikan pendekatan Placemaking maka disimulasikan perancangan
kawasan dengan konsep Vibrant Seafront.
Tesis ini menunjukkan simulasi perancangan Urban Place di pesisir Kota
Semarang yang lebih meningkatkan vitalitas Pelabuhan Tanjung Emas sebagai
fasilitas transportasi laut dengan menambahkan aktivitas baru. Citra kawasannya
sebagai lokasi Waterfront di pesisir Kota Semarang diubah dengan simulasi
perancangan ruang fisik yang atraktif serta lebih memadai untuk mewadahi
penambahan aktivitas baru seperti kegiatan komersial, leisure, pelayanan ruang
terbuka publik, dan pariwisata.
Kata kunci: urban waterfront, placemaking, perencanaan pelabuhan, perancangan kota