Penggunaan gelombang S dalam deteksi struktur bawah permukaan sangatlah efektif
karena gelombang S dapat terpolarisasi ke berbagai arah dan membawa informasi
mengenai orientasi distribusi rekahan pada jalur propagasi. Karakteristik gelombang S
yang terpolarisasi menjadi dasar dari metoda Shear Wave Splitting (SWS). SWS
adalah fenomena terbaginya gelombang S ketika menjalar ke daerah anisotropi
dengan polarisasi beragam. Contoh sederhana pada kasus medium isotropis,
gelombang S akan terpolarisasi menjadi dua gelombang, yaitu gelombang SH yang
terpolarisasi sejajar dengan orientasi rekahan dan gelombang SV yang terpolarisasi
tegak lurus dengan orientasi rekahan. Pada penelitian ini penulis menggunakan model
spesimen kalsit-resin untuk mengamati perilaku gelombang, terutama gelombang S
yang terpolarisasi, pada kondisi frekuensi dan tekanan yang beragam. Spesimen
dibentuk dalam bentuk tabung dengan diameter rata-rata 4,6 cm dan tinggi 6 cm. Pada
tiap spesimen terdapat perbedaan sudut peletakan kalsit dan diharapkan dapat
menggambarkan perbedaan anisotropi. Variasi frekuensi sumber yang digunakan
adalah 100 kHz, 200 kHz, dan 500 kHz dari alat Sonic Viewer - SX model 5251C dan
1000 kHz dari alat Panametric model 5072PR. Sedangkan untuk alat tekan digunakan
digital compressor TENSILON RTF-1310 untuk menghasilkan variasi tekanan satu
kN dan dua kN yang stabil dan terkontrol. Kecepatan gelombang dari tiap kondisi
akan dibandingkan satu sama lain hingga terlihat perbedaan karakteristik gelombang
pada spesimen. Dari penelitian yang dilakukan, perbandingan kecepatan gelombang
pada nilai frekuensi yang berbeda menunjukkan pola yang sama dan perbedaan
frekuensi sumber akan mementukan besarnya nilai Shear Wave Splitting yang terlihat,
dimana frekuensi rendah memberikan perbedaan waktu tiba gelombang S lebih besar
dibanding frekuensi tinggi. Nilai kecepatan juga semakin besar berbanding lurus
dengan besarnya tekanan yang diberikan dan mendekatnya sudut anisotropi ke sudut
penjalaran gelombang.