Perusahaan daerah air minum (PDAM) sebagai ujung tombak utamanya dalam penyediaan air minum kepada masayarakat, dimana untuk PDAM DKI Jakarta PAM Jaya memiliki cakupan pelayanan masih sebesar 59% dan tingkat kehilangan air sangat tinggi yaitu sebesar 41,5%. Total hanya ada 3% pasokan sumber air baku dari wilayah Jakarta sehingga menenpatkan posisi sumber air baku Jakarta dalam kesetimbangan yang rawan. Wilayah pelayanan Barat PT. XYZ merupakan bagian dari daerah pelayanan air bersih PT.XYZ sebagai salah satu operator penyediaan air bersih di DKI Jakarta. Wilayah pelayanan Barat PT. XYZ pada tahun 2015 memiliki rasio cakupan pelayanan yang rendah yaitu sebesar 36% dari total penduduk yang ada dan rata-rata tingkat non revenue water (NRW) sebesar 39,53%. Penelitian ini menggunakan pendekatan sistem dinamik yang menggambarkan hubungan interaksi setiap variabel komponen-komponen yang bertujuan menghasilkan suatu kebijakan dalam upaya meningkatkan penyediaan air minum wilayah pelayanan Barat PT XYZ melalui proses simulasi model. Intervensi skenario kebijakan berupa penurunan NRW, penambahan produksi air bersih, dan gabungan penurunan NRW dan penambahan produksi air bersih baik dengan periode implementasi yang bersamaan maupun bergantian dengan parameter pengukuran terdiri dari cakupan pelayanan, tingkat ketersediaan air bersih, cost efficiency ratio dan net present value (NPV). Adapun skenario terbaik adalah skenario kebijakan penurunan NRW dan penambahan produksi air bersih dalam periode yang bergantian dengan nilai cakupan pelayanan 99,55%, tingkat ketersediaan air bersih 121,42%, cost efficiency ratio 138,31% dan NPV > 0 (Rp 1,09 T) pada tahun 2035.