digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalam tugas akhir (TA) ini telah dilakukan analisis komponen pasang surut (pasut) di Perairan Asia Tenggara dan Samudra India bagian Timur (PATSIT), yang terletak di antara 90o hingga 150o Bujur Timur (BT) dan 20o Lintang Utara (LU) hingga 40o Lintang Selatan (LS), berdasarkan data satelit altimetri selama 20 tahun (18 Agustus 1994 – 18 Desember 2014) untuk memperoleh distribusi ruang dari amplitudo dan fase, dan membuat peta corange dan cophase untuk mengkaji dinamika pasut setiap komponennya (M2, S2, N2, K2, K1, O1, dan P1) diperairan tersebut. Metode yang digunakan adalah metode Fourier Analysis. Hasil analisis tersebut dibandingkan dengan hasil dari Tide Model Driver (TMD), Nao.99b, Ali (1992), Mihardja (1991), Wyrtki (1961), Ray, dkk (2005), Perbani (2002), Schwiderski (1979), Hatayama (1996), dan Pariwono (1989). Hasil analisis menunjukkan penjalaran pasut di Samudra India bergerak dari barat ke Laut Timor dan Pesisir Utara Australia dengan amplitudo berkisar antara 0,1-2 m dimana semakin meningkat ke arah timur. Pasut di perairan Indonesia bagian timur (Laut Banda dan Arafura) merupakan hasil penjalaran dari Samudra India yang melalui Laut Timor dengan amplitudo komponen semidiurnal berkisar antara 0,1-0,6 m dan komponen diurnal berkisar antara 0,1-1,1 m. Sedangkan pasut di perairan Indonesia bagian barat (Laut Flores, Selat Makassar, dan Laut Jawa) adalah hasil penjalaran pasut dari Samudra Pasifik, kecuali pasut di Selat Malaka yang berasal dari Samudra India, dengan amplitudo berkisar antara 0,1-0,8 m. Pasut di Laut Cina Selatan merupakan penjalaran dari Samudra Pasifik melalui Selat Luzon menuju bagian selatan laut tersebut (Selat Karimata dan Teluk Thailand) dengan amplitudo berkisar antara 0,1-0,8 m. Tipe pasut semidiurnal murni terdapat di Pesisir Utara Australia dan Selat Malaka, sedangkan tipe pasut campuran condong semidiurnal terdapat di Samudra India, Laut Banda, Selat Makassar, dan Laut Jawa bagian tengah. Laut Arafura, Laut Jawa bagian timur dan barat, Selat Karimata, dan Laut Cina Selatan bagian selatan (Teluk Thailand) bertipe pasut diurnal murni. Sementara di Laut Cina Selatan bagian utara dan tengah bertipe pasut campuran condong diurnal. Analisis komponen pasut berdasarkan data satelit altimetri memperlihatkan hasil amplitudo yang sesuai dengan studi lainnya, namun untuk nilai fase masih terdapat perbedaan yang cukup besar. Walaupun demikian hasil analisis sudah dapat menggambarkan pola umum penjalaran pasut dengan baik seperti hasil studi yang lain.