digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Konsumsi energi listrik saat ini cukup besar terlebih di kota-kota besar di Indonesia. Peningkatan konsumsi energi listrik ini terjadi terutama dikarenakan penggunaan sistem pengkondisian udara (sistem AC) dalam ruangan. Konsumsi energi listrik dari system AC dapat dikurangi penggunaannya dengan sistem penyimpan energi termal. Sistem penyimpan energi termal dapat bekerja dengan dua cara yaitu sensibel dan laten. Sistem penyimpan pnergi termal laten bekerja lebih efektif daripada sensibel karena dapat menyimpan panas relatif lebih banyak yaitu melalui proses transisi fase padat-cair dari material. Minyak kelapa dapat bekerja sebagai sistem penyimpan energi termal pada udara ruang karena memiliki temperatur melting yang berada di kisaran temperatur zona nyaman manusia di daerah tropis. Penelitian ini difokuskan pada studi responsivitas minyak kelapa pada berbagai ukuran wadah dan studi potensi serapan kalor minyak kelapa sebagai medium dari system penyimpan energy termal di Indonesia. Studi responsivitas minyak kelapa (Metode I) dilakukan untuk dua keadaan awal dari minyak kelapa, yaitu keadaan awal padat dan keadaan awal cair. Studi potensi serapan kalor (Metode II) dilakukan dengan melakukan uji pengaruh jumlah massa dan ukuran wadah minyak kelapa pada temperatur udara di dalam thermal chamber. Hasil dari penelitian yang dilakukan adalah minyak kelapa dengan ukuran wadah paling kecil (8 cm) merupakan wadah yang paling efektif dilihat dari rata-rata analisis gradien dan waktu tunda. Selain itu terdapat rentang kerja temperatur laten dari minyak kelapa dengan ukuran tersebut yang sesuai untuk aplikasinya. Hasil dari penelitian untuk Metoda II adalah, massa minyak kelapa sangat mempengaruhi kemampuannya menyerap kalor yang ditandai oleh penurunan nilai temperature udara. Secara lebih detail, jumlah massa minyak kelapa yang diperlukan untuk menurunkan satu derajat celcius temperature udara adalah sebesar 0,96 kg untuk kisaran temperature udara 39°C. Di sisi lain, ukuran wadah minyak kelapa berperan pada jumlah spesimen yang mengalami transisi fase padat-cair pada proses serapan kalor yang terjadi.