digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Permasalahan utama dalam pemanfaatan air permukaan adalah kualitasnya yang kurang baik dan cenderung menurun dari waktu kewaktu, sehingga perlu pengolahan untuk menyisihkan kekeruhan dan Total Suspended Solid (TSS). Penelitian ini difokuskan terhadap studi pemanfaatan limbah buffing sebagai bahan baku koagulan yang diaplikasikan untuk menyisihkan air baku dalam pengolahan air minum,. Limbah buffing berasal dari proses finishing industri suku cadang otomotif dengan kandungan logam yang dominan yaitu 65,11% Aluminium. Kandungan Aluminium yang tinggi pada limbah buffing merupakan sumberdaya potensial untuk dijadikan bahan baku pembuatan koagulan berbasis logam. Pembuatan koagulan menggunakan 2 metode, metode pertama dengan mengekstraksi limbah buffing dengan H2SO4 yang akan menghasilkan 109,4747 gram Al2(SO4)3.5H2O dari 25 gram limbah buffing. Metode kedua menggunakan pereaksi KOH dan H2SO4 yang menghasilkan 62,8811 gram K.Al(SO4)2.8H2O dari 20 gram limbah buffing. Koagulan Al2(SO4)3.5H2O mengandung sulfat 44,3% dan 7% Al. Koagulan KAl(SO4)2.8H2O mengandung sulfat 31,9%, dan 5,04% Al. Penelitian ini menggunakan jar test pada rentang pH 6-7.5, dengan variasi dosis 10-60 mg/L. Pada percobaan variasi kekeruhan awal 50, 100,dan 150 NTU, ketiga koagulan lebih mampu menyisihkan kekeruhan pada kekeruan awal 150 NTU, dengan kinetika penyisihan kekeruhan mengikuti orde dua. Pada aplikasi untuk air baku dalam pengolahan air minum, dosis optimum adalah koagulan Al2(SO4)3.5H2O dengan dosis 30 mg/L, karena koagulan Al2(SO4)3.5H2O memiliki kadar hidrat rendah. Karakteristik flok yang terbentuk pada kondisi optimum proses koagulasi-flokulasi, memiliki rata-rata ukuran partikel ±0,01 mm2 pada proses koagulasi kemudian berturut turut mengalami pada proses flokulasi pembesaran hingga menjadi 1,9 mm2. Kecepatan pengendapan rata-rata partikel flok dengan menggunakan koagulan Al2(SO4)3.5H2O 0,052-0,486 cm/detik. Volume lumpur yang dihasilkan apabila menggunakan koagulan Al2(SO4)3.5H2O adalah 4,43mL/L air baku. Pengujian signifikansi dengan Uji T menyatakan bahwa koagulan dari limbah buffing memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda dengan koagulan komersial.