digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Aliran multifasa merupakan fenomena yang dapat terjadi di sistem produksi hidrokarbon. Hal ini terjadi karena penurunan temperatur dan tekanan di sepanjang pipa tersebut. Fenomena ini seringkali menimbulkan masalah bagi operator, karena adanya kedua fasa tersebut di dalam pipa akan mengganggu proses aliran itu sendiri, seperti pembentukan kondensat di sepanjang perpipaan. Kondensasi terjadi karena multikomponen yang terkandung di dalam gas basah dan perubahan tekanan serta temperatur, yang menyebabkan terjadinya perubahan fasa. Untuk memprediksi permasalahan yang ditimbulkan akibat pembentukan liquida, maka digunakan simulator perpipaan multifasa untuk memprediksi terjadinya kondensasi di pipa. Beberapa run variasi komposisi gas dan laju alir gas telah dilakukan untuk mempelajari seberapa besar pengaruh parameter tersebut terhadap. Selain itu simulasi terhadap dua jenis profil pipa telah dilakukan untuk mengetahui besa pengaruh profil pipa terhadap pembentukkan liquid hold up. Digunakan variasi laju alir gas dari 50,100,200,300,400,500,MMscf/d dan 3 jenis komposisi gas. Hasil yang diperoleh,pada kenaikan laju alir gas dari 50 menjadi 500 MMscf/d, diperoleh penurunan liquid hold up dari 0,609 menjadi 0,031, kenaikan kehilangan tekanan dari 53,051 psia menjadi 247,648 psia, dan flow index dari 0,162 menjadi 0,754. Laju alir minimum gas untuk menghindari hambatan aliran adalah 200 MMscf/d dengan kecepatan gas minimum sebesar 24,817 ft/s. Pada variasi komposisi fluida, kenaikan berat molekul dari 20,04 menjadi 26,61 menyebabkan kenaikan liquid hold up dari 0,013 menjadi 0,082 dan kehilangan tekanan dari 141,126 psia menjadi 205,6325 psia. Rejim aliran slug yang terjadi pada laju alir gas 50 dan 100 MMscf/d menyebabkan lonjakan liquid hold up hingga 0,609.