Seng merupakan logam dengan tingkat kebutuhan tertinggi keempat di dunia. Seng sendiri banyak terkandung dalam senyawa sulfida sphalerite sehingga memungkinkan pengolahan ekstraksi seng melalui bantuan mikroba seperti bakteri. Proses ini dikenal dengan bioleaching. Proses bioleaching sphalerite yang telah berkembang menggunakan bakteri thermofilik dengan menggunakan FeSO4.7H2O terlarut yang tinggi sebagai agen pengoksidasi. Namun bakteri thermofilik terutama hidup di daerah air asam tambang. Penelitian kali ini menggunakan bakteri mixotrof pengoksidasi besi dan sulfur serta penghasil biosurfaktan yang diisolasi dari lahan pertambangan Indonesia untuk mempelajari perilaku pelindian seng dalam kondisi ambient temperatur sebagai upaya meminimalisir biaya operasi.
Penelitian ini diawali dengan percobaan penentuan bakteri terbaik dan didapatkan bakteri pengoksidasi besi Alicyclobacillus ferrooxydans dan bakteri penghasil biosurfaktan Pseudoclavibacter sp. sebagai agen pengoksidasi untuk melindi mineral seng dalam sphalerite. Serangakaian karakterisasi dilakukan untuk konsentrat awal sphalerite diantaranya X-Ray Difraction (XRD), X-Ray Fluorosence (XRF), Scanning Electron Microscope (SEM), dan FourierTransform Infrared Spectroscopy (FT-IR). Penelitian kali ini dibatasi oleh jenis bakteri yang digunakan, variasi FeSO4.7H2O terlarut, persen inokulum (%v/v), pulp density (%w/v), serta kehadiran pirit dan sulfur untuk mempelajari perilaku pelindian konsentrat sphalerite. Dilakukan pengambilan sampel secara berkala 1x24 jam untuk diamati besar kelarutannya, serta dilakukan pengamatan terhadap residu hasil keterlarutan terbaik melalui analisis FT-IR, XRD, dan SEM.
Hasil percobaan pelindian konsentrat sphalerite oleh bakteri Alicyclobacillus ferrooxydans mampu memberikan persen kelarutan seng tertinggi sebesar 44,87% pada kondisi 1% (w/v) pulp density, 20% (v/v) inokulum dan 15 g/l FeSO4.7H2O. Peningkatan pulp density sebesar 5% (w/v) pada kondisi 15% (v/v) inokulum dan 15 g/l FeSO4.7H2O memberikan kelarutan seng sebesar 25,19%. Kehadiran sulfur dan pirit tidak membuat kelarutan seng menjadi lebih tinggi dan hanya diperoleh kelarutan seng sebesar 17,28%. Percobaan bioleaching juga dilakukan pada bijih kompleks sebagai pembanding dan diperoleh kelarutan seng sebesar 65,44% pada kondisi 5% (w/v) pulp density, 15% (v/v) inokulum dan 15 g/l FeSO4.7H2O. Penggunaan bakteri penghasil biosurfaktan Pseudoclavibacter sp. memberikan besar kelarutan yang tinggi terhadap konsentrat sphalerite sebesar 92,68% pada kondisi 1% (w/v) pulp density dan 20% (v/v) inokulum.