digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Carbon Capture and Storage (CCS) Pilot Project dimulai sejak tahun 2012, berlokasi di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Sebagai kandidat sumur injeksi, telah dipilih sumur Jepon-01. Data seismik 2D yang didapat dari studi sebelumnya sudah dapat memodelkan bawah permukaan Top Formasi Ngrayong pada area sekitar sumur Jepon-01. Akan tetapi, model bawah permukaan tersebut masih memiliki banyak ketidakpastian karena data seismik yang dimiliki hanya berupa beberapa penampang 2D yang masing-masing lintasannya berjarak cukup jauh, sehingga interpretasi struktur di area sumur tersebut merupakan hasil interpolasi data. Survei berikutnya dilakukan untuk memperbaiki model bawah permukaan di sekitar area sumur dan sebagai referensi monitoring. Banyak kendala operasional ketika akan melakukan survei di lokasi ini yang berupa hutan, seperti sumber seismik tidak bisa menggunakan dinamit dan keterbatasan dari sistem perekaman. Vibroseis digunakan sebagai pengganti dinamit, namun hanya bisa mengakses jalan yang berukuran besar. Akuisisi seismik pseudo-3D dipilih dengan berbagai pertimbangan dan kendala operasi di lapangan. Desain akuisisi seismik pseudo-3D tidak seperti akuisisi seismik 3D pada umumnya. Lintasan source dan receiver tidak saling tegak lurus dan tidak beraturan karena keterbatasan akses jalan, namun tetap mendapatkan distribusi fold seperti akuisisi seismik 3D. Data yang diperoleh dari hasil akuisisi memiliki distribusi offset dan fold yang tidak merata. Data itu juga menunjukkan ground roll sangat dominan yang dipengaruhi dari sumber permukaan dan guided waves muncul akibat adanya kontras lapisan tinggi di dekat permukaan. Untuk menghilangkan dominasi noise tersebut, dilakukan dekonvolusi prediktif untuk menekan guided waves dan Surface Wave Noise Attenuation (SWNA) untuk menghilangkan ground roll. Kedua metode mampu menekan noise dengan baik meskipun dengan offset yang tidak reguler. Stack dari data seismik pseudo-3D mampu memperlihatkan model bawah permukaan yang lebih meyakinkan di area sumur Jepon-01. Bentuk struktur antiklin terlihat jelas pada TWT 350-500 ms, 550-700 ms, dan 750-900 ms. Dari penampang itu juga dapat dilihat posisi sumur berada di puncak antiklin.