Meningkatnya permintaan unit apartemen di Jakarta hingga tahun 2016
menyebabkan tumbuhnya kebutuhan rancangan sistem pengondisian udara
apartemen. Tugas sarjana ini bertujuan untuk merancang beberapa sistem
pengondisian udara apartemen lalu memilih sistem terbaik berdasarkan life cycle cost.
Terdapat tiga alternatif sistem pengondisian udara yang dirancang yaitu sistem
pengondisian udara single split, split duct, dan variable refrigerant flow (VRF).
Sistem pengondisian udara yang dirancang disesuaikan dengan kondisi beban
pendinginan apartemen. Perhitungan beban pendinginan apartemen dengan perangkat
lunak Trace 700 menunjukkan bahwa bangunan ini memiliki beban puncak sebesar
2.493 kW. Berdasarkan beban pendinginan tersebut, dipilih kapasitas sistem
pengondisian udara dan peralatan pendukung yang sesuai. Hasil rancangan
menunjukkan bahwa indeks konsumsi energi (IKE) sistem single split, split duct, dan
VRF berturut-turut adalah 244 kWh/m2/tahun , 345 kWh/m2/tahun, dan 237
kWh/m2/tahun.
Analisis life cycle cost menunjukkan bahwa sistem pengondisian udara split,
split duct, dan VRF berturut-turut memiliki life cycle cost sebesar
Rp83.894.796.531,00 , Rp115.249.046.028,00 , dan Rp109.241.833.858,00 dalam
kurun waktu 10 tahun serta sebesar Rp95.903.595.522,00 , Rp151.076.234.618,00 ,
dan Rp120.800.529.228,00 dalam kurun waktu 15 tahun. Sistem pengondisian udara
single split adalah sistem pengondisian udara terbaik untuk apartemen yang dirancang
karena memiliki total life cycle cost terendah dibandingkan dua alternatif sistem lain
baik pada kurun waktu 10 tahun maupun 15 tahun.