digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Meningkatnya permintaan unit apartemen di Jakarta hingga tahun 2016 menyebabkan tumbuhnya kebutuhan rancangan sistem pengondisian udara apartemen. Tugas sarjana ini bertujuan untuk merancang beberapa sistem pengondisian udara apartemen lalu memilih sistem terbaik berdasarkan life cycle cost. Terdapat tiga alternatif sistem pengondisian udara yang dirancang yaitu sistem pengondisian udara single split, split duct, dan variable refrigerant flow (VRF). Sistem pengondisian udara yang dirancang disesuaikan dengan kondisi beban pendinginan apartemen. Perhitungan beban pendinginan apartemen dengan perangkat lunak Trace 700 menunjukkan bahwa bangunan ini memiliki beban puncak sebesar 2.493 kW. Berdasarkan beban pendinginan tersebut, dipilih kapasitas sistem pengondisian udara dan peralatan pendukung yang sesuai. Hasil rancangan menunjukkan bahwa indeks konsumsi energi (IKE) sistem single split, split duct, dan VRF berturut-turut adalah 244 kWh/m2/tahun , 345 kWh/m2/tahun, dan 237 kWh/m2/tahun. Analisis life cycle cost menunjukkan bahwa sistem pengondisian udara split, split duct, dan VRF berturut-turut memiliki life cycle cost sebesar Rp83.894.796.531,00 , Rp115.249.046.028,00 , dan Rp109.241.833.858,00 dalam kurun waktu 10 tahun serta sebesar Rp95.903.595.522,00 , Rp151.076.234.618,00 , dan Rp120.800.529.228,00 dalam kurun waktu 15 tahun. Sistem pengondisian udara single split adalah sistem pengondisian udara terbaik untuk apartemen yang dirancang karena memiliki total life cycle cost terendah dibandingkan dua alternatif sistem lain baik pada kurun waktu 10 tahun maupun 15 tahun.