2013 TA PP NURULHUDA HALIM 1-COVER.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2013 TA PP NURULHUDA HALIM 1-BAB 1.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2013 TA PP NURULHUDA HALIM 1-BAB 2.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2013 TA PP NURULHUDA HALIM 1-BAB 3.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2013 TA PP NURULHUDA HALIM 1-BAB 4.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2013 TA PP NURULHUDA HALIM 1-BAB 5.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2013 TA PP NURULHUDA HALIM 1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC Ena Sukmana
Nikel merupakan logam yang memegang peranan penting dalam perkembangan dunia saat ini karena memiliki banyak kegunaan diantaranya sebagai bahan baku baja tahan karat, paduan spesial (superalloy) dan bahan kimia. Indonesia termasuk negara dengan cadangan bijih nikel laterit terbesar ketiga di dunia dengan total cadangan 25 juta ton nikel. Namun sampai tahun 2009, Indonesia hanya dapat memproduksi 91.500 ton nikel dalam bentuk feronikel dan nikel matte. Kandungan SiO2 dan MgO yang tinggi pada saprolit menyulitkan operasi karena tingginya temperatur liquidus terak yang terbentuk saat peleburan. Di lain pihak, limonit memiliki kandungan nikel yang rendah dan mempunyai kadar besi yang tinggi sehingga kurang ekonomis untuk diolah. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan reduksi campuran bijih nikel 80% saprolit-20% limonit untuk menghasilkan feronikel dengan kadar 16% nikel. Kemampuan reduksi bijih dipelajari dengan melihat persen perolehan nikel dan besi hasil percobaan. Penentuan kebutuhan reduktor, lama waktu reduksi, jumlah penambahan bahan imbuh dan temperatur percobaan akan diuji pada percobaan pendahuluan untuk menentukan kondisi percobaan yang optimal. Selanjutnya, pengaruh penambahan bahan imbuh yaitu CaO, Al2O3 dan bauksit akan dilihat dan dibandingkan untuk menentukan jenis bahan imbuh yang direkomendasikan untuk digunakan pada skala industri.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi optimal proses reduksi campuran bijih nikel saprolit-limonit dengan reduktor batubara dicapai ketika batubara yang
ditambahkan sebanyak 2 stoikiometrik, lama waktu reduksi 35 menit dan temperatur percobaan 1400oC. Tanpa penggunaan bahan imbuh, perolehan nikel dan besi 87,57% dan 53,48%. Penggunaan bahan imbuh CaO, Al2O3 dan bauksit terbukti dapat meningkatkan %perolehan nikel dan besi dengan rata-rata perolehan 92,54% dan 59,67%. Perolehan nikel tertinggi dicapai saat penambahan
bauksit 40% yakni 99,70% dan perolehan besi 50,50%. Selain itu, komposisi bijih yang digunakan memiliki kemampu leleh mandiri yang baik sehingga dapat berasimilasi dengan bahan imbuh yang ditambahkan.