BAB 1 MUHAMMAD GHOFRY (NIM : 12513043)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 MUHAMMAD GHOFRY (NIM : 12513043)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 MUHAMMAD GHOFRY (NIM : 12513043)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 MUHAMMAD GHOFRY (NIM : 12513043)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 MUHAMMAD GHOFRY (NIM : 12513043)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA MUHAMMAD GHOFRY (NIM : 12513043)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PT AMNT) merupakan salah satu perusahaan penambangan dan pengolahan tembaga dengan teknik flotasi. Flotasi di PT AMNT menggunakan cyclone overflow (COF) sebagai umpan utama dan juga umpan berupa cleaner scavenger tail (CST) yang di re-sirkulasikan ke rougher. Adanya kandungan tembaga (Cu) yang tinggi membuat CST masih ekonomis untuk diolah, akan tetapi pada CST juga terdapat kandungan acid soluble copper (ASCu) dan sulfur (S) yang tinggi. Kandungan ASCu dan S menunjukkan bahwa CST berada pada kondisi yang teroksidasi dan memiliki kandungan pirit yang tinggi. Untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan CST tersebut dilakukan studi flotasi dengan variasi titik penambahan CST pada sistem rougher-scavenger dan variasi perlakuan CST dengan menggunakan NaHS sebagai reagen sulfidisasi.
Penelitian ini dimulai dengan pengambilan sampel COF dan CST dari plant produksi PT AMNT. Sampel tersebut kemudian dilakukan homogenisasi dan splitting. Komposisi pencampuran COF dan CST pada penelitian ini adalah sebanyak 97,5% COF dan 2,5% CST. Teknik flotasi yang dilakukan adalah sulphyde-oxyde sesuai standar PT AMNT. Percobaan flotasi dilakukan dengan variasi titik penambahan CST di stage 1, 2, 3, dan 4. Variasi kedua adalah perlakuan CST dengan menggunakan NaHS yaitu tanpa penambahan NaHS, Eh –100 mV, Eh, -150 mV, dan Eh-200 mV. Percobaan flotasi juga dilakukan dengan variasi head yang berbeda dimana dilakukan flotasi dengan CST tanpa perlakuan dan CST dengan Eh -100 mV pada tiga sampel head yang berbeda. Variasi terakhir adalah percobaan flotasi dengan penambahan pottasium amyl xanthate (PAX) setelah pencampuran CST dengan variasi perlakuan di stage 1. Pada percobaan dengan variasi titik penambahan dan variasi perlakuan CST dilakukan analisis kadar per fraksi ukuran dengan menggunakan ukuran ayakan 212, 150, 75, dan 38 µm.
Dari data hasil percobaan flotasi dengan menggunakan CST tanpa perlakuan dengan NaHS, diperoleh adanya penurunan perolehan Cu seiring dengan mundurnya titik penambahan CST. Dengan penambahan CST di stage 1, adanya perlakuan CST dengan NaHS menyebabkan terjadinya penurunan perolehan Cu. Pada perlakuan CST dengan Eh -100 mV diperoleh peningkatan perolehan dengan penambahan CST di stage 2 ataupun di stage 3. Pada penambahan CST di stage 4, proses flotasi mendapatkan perolehan Cu optimum dengan adanya perlakuan CST dengan Eh -150 mV. Flotasi dengan menggunakan sampel blending stockpile menyebabkan penurunan perolehan Cu yang signifikan. Dengan adanya penambahan PAX setalah pencampuran CST di stage 1 dapat meningkaatkan perolehan Cu dengan perlakuan CST pada Eh -200 mV.