Batubara merupakan bahan bakar fosil yang memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Di Indonesia, batubara digunakan sebagai bahan bakar utama pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan bahan bakar industri. Proses pembentukan batubara merupakan proses yang panjang, dimulai dari proses penggambutan hingga pembatubaraan. Dalam proses pembentukan batubara, dimungkinkan masuknya mineral ataupun bahan anorganik lain ke dalam lingkungan pengendapan gambut ataupun lingkungan pembentukkan batubara. Pada areal tambang PT. Berau Coal terdapat batubara yang sangat keras yang dikenal sebagai bone coal. Bone coal merupakan suatu agregat dalam batubara yang memiliki kadar abu yang sangat tinggi, yang keras dan hampir menyerupai batuan (American Geoscience Institute). Kadar abu yang dikandungnya biasanya lebih dari 25%. Keterdapatan bone coal ini dalam seam batubara banyak menyebabkan masalah, baik dalam aktifitas penambangan, pengolahan serta pemanfaatannya. Bone coal dianalisis dengan menggunakan metode analisis ICP-INAA, XRD, dan mikroskopi untuk mengetahui mineral utama yang menyusunnya, serta memperkirakan proses pembentukkan bone coal ini dalam lapisan batubara.
Hasil dari analisis yang dilakukan membuktikan bahwa senyawa utama pembentuk bone coal adalah silika (SiO2). Dengan keterdapatannya berupa mineral kuarsa. Dari tekstur dan hubungan antar butir yang teramati, kuarsa terbentuk secara diagenetic dalam lapisan batubara. Kuarsa diagenetic ini terbentuk melalui proses silisifikasi. Silika bersumber dari batuan pengapit batubara yang berupa batupasir dan batulempung kaya silika. Silika ini terlarutkan dan terbawa masuk ke dalam lingkungan pembentukan batubara oleh air tanah. Silika ini kemudian melewati titik jenuhnya dan terpresipitasi mengikuti transformasi Opal A- Opal CT- Kuarsa.