Proyek perancangan ini adalah merancang ulang kawasan vihara beserta bangunannya di Lembang. Vihara ini ditujukan menjadi vihara utama di Jawa Barat yang mempunyai kelengkapan fungsi dan kapasitas menampung ± 600 orang, 7 bus, 65 mobil, dan 32 motor. Bangunan dengan fungsi utama yaitu tempat pentahbisan Bhikkhu (Uposatthagara), tempat kebaktian (Dharmasala), tempat tinggal Bhikkhu dan umat (Kuti), sedangkan untuk fungsi pendukung yaitu kantin, kantor, bursa penjualan, ruang serba guna. Area vihara ini mempunyai luasan ± 32.000 m2. Lahan berlokasi di jalan Kolonel Masturi no VIII, yang merupakan daerah pegunungan dengan suasana yang sejuk. Pemrakarsa dari lahan ini adalah Yayasan Bandung Sucinno Indonesia yang bergerak di bidang pemajuan penyebaran ajaran Buddha. Pengguna utama dari vihara ini adalah para Bhikkhu dan umat Buddha. Inti dari ajaran Buddha adalah pencapaian Nibbana, dimana hal itu dapat diperoleh melalui meditasi. Kegiatan meditasi ini dapat terlaksana dengan baik apabila didukung oleh suasana lingkungan yang tenang sehingga membantu konsentrasi. Oleh karena itu, konsep dasar perancangan vihara ini adalah ketenangan. Konsep ketenangan ini diimplementasikan dalam pemilihan gubahan massa dari bentuk geometri sederhana, komposisi tapak dan massa bangunan, peletakan massa yang memperhatikan sumbu, hierarki dan perbedaan kontur, serta adanya ruang terbuka dengan hamparan rumput. Konsep ini juga dituang dalam pemilihan material yang digunakan yaitu dominan kayu pada semua bangunan kecuali Uposatthagara.