Industri event organizer membutuhkan fleksibilitas yang tinggi dan sering kali memiliki jam kerja yang tidak teratur. Hal ini mengakibatkan tingginya tingkat lembur dan, jika tidak ditangani dengan sistem penilaian manajemen yang transparan, juga akan berdampak pada produktivitas, akuntabilitas, motivasi, dan lebih buruk lagi, turnover intention. Masalah-masalah yang menantang ini mempengaruhi salah satu bisnis event organizer di Bandung, Arcana Indonesia atau PT Jati Miara Kasae. Dalam tiga bulan terakhir, sembilan orang karyawan telah memilih untuk meninggalkan Arcana Indonesia. Kerugian material dan nonmaterial yang dialami perusahaan menjadi masalah serius. Data internal menunjukkan bahwa tingginya angka pengunduran diri dalam waktu singkat ini juga menyebabkan beban kerja yang lebih besar bagi karyawan yang tersisa, sehingga mereka harus bekerja lembur lebih sering. Oleh karena itu, penelitian ini didasari oleh tujuan untuk menganalisa metode yang saat ini digunakan oleh Arcana Indonesia untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahannya, kemudian mengidentifikasi indikasi-indikasi yang menyebabkan terjadinya turnover di Arcana Indonesia, dan sebagai solusinya akan merancang penilaian manajemen berbasis Balanced Scorecard dengan penyesuaian-penyesuaian yang disesuaikan dengan kebutuhan Arcana Indonesia.
Dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di Arcana Indonesia, penelitian ini menggunakan Balanced Scorecard sebagai kerangka kerja utama karena memiliki pendekatan yang lengkap dalam mengukur keberhasilan organisasi tidak hanya dari sisi keuangan tetapi juga dari aspek lain seperti pelanggan, efisiensi proses internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Selain itu, Balanced Scorecard dapat membantu Arcana Indonesia menjadi lebih kompetitif di industrinya dengan mengelola efisiensi operasi dan mengatasi perputaran karyawan.
Untuk menjawab pertanyaan penelitian, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan data yang diperoleh melalui wawancara, analisis dokumen internal, dan analisis pesaing. Narasumber wawancara dipilih berdasarkan relevansi peran dan keahlian mereka, melibatkan tiga narasumber utama: COO, Project Manager, dan Creative Staff. Dengan tiga narasumber tersebut, data yang diperoleh menjadi lebih komprehensif dan relatable dari tiga sudut pandang level jabatan dan posisi yang berbeda.
Temuan utama dari analisis wawancara menjelaskan bahwa Arcana Indonesia tidak memiliki sistem penilaian manajemen yang terstruktur. Beberapa tema kemudian muncul sebagai penyebab lain dari niat karyawan untuk keluar dari perusahaan seperti tidak adanya struktur dan ketidakjelasan ekspektasi dari penilaian manajemen yang ada, umpan balik yang tidak jelas dan tidak konstruktif, beban kerja yang tinggi sehingga menyebabkan burnout pada karyawan, dan jenjang karir yang tidak jelas. Berdasarkan hal tersebut, Balance Scorecard dibuat dan telah menetapkan tiga tujuan dari perspektif Proses Internal yaitu menerapkan sistem manajemen freelancer untuk meningkatkan tingkat utilisasi menjadi 60% dalam waktu tiga bulan, mengoptimalkan biaya freelancer per event, dan meningkatkan kualitas manajemen proyek. Perspektif Keuangan mencakup tujuan untuk meningkatkan margin keuntungan per acara sebesar 15% dalam waktu 12 bulan, mengelola biaya operasional secara lebih efisien, dan meningkatkan pendapatan dari produk baru. Perspektif Pelanggan menetapkan tujuan untuk menambah lima klien B2B baru setiap kuartal, meningkatkan loyalitas pelanggan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Terakhir, dari perspektif Learning & Growth, tujuannya adalah untuk mencapai tingkat kepuasan karyawan sebesar 80%, mengurangi turnover sebesar 15% dalam 12 bulan, menciptakan dua produk baru untuk pasar kampus dengan target pendapatan 100 juta, dan melakukan ekspansi ke pasar baru.
Kontribusi penelitian ini terletak pada solusi penerapan Balance Scorecard dalam konteks perusahaan di sektor jasa yang memiliki karakteristik berbasis proyek. Selain itu, penelitian ini memberikan arahan praktis bagi perusahaan lain untuk mengatasi permasalahan serupa, terutama dalam hal pengelolaan manajemen karyawan dan retensi tenaga kerja, dengan menerapkan pendekatan strategis ini.
Secara keseluruhan, Balanced Scorecard untuk Arcana Indonesia dirancang untuk memenuhi kebutuhan perusahaan saat ini. Diharapkan pendekatan ini akan mengurangi keinginan karyawan untuk meninggalkan perusahaan. Selain itu, hal ini akan membantu Arcana Indonesia berkembang menjadi perusahaan yang lebih stabil sehingga dapat mencapai tujuan untuk menjadi penyedia layanan terbaik di industri ini.