Stimulasi sumur merupakan salah satu solusi dalam peningkatan produksi sumur, baik pada awal masa produksi maupun saat di tengah masa produksi saat produksi mulai menurun. Perekahan hidraulik telah menjadi salah satu metode stimulasi sumur yang banyak digunakan untuk menaikan produktivitas, menghilangkan damage, bahkan mengatasi masalah kepasiran dalam praktik operasi produksi migas di dunia. Perekahan hidraulik dilakukan dengan membuat rekahan pada batuan dengan cara menginjeksikan fluida sehingga memberikan tekanan pada batuan hingga batuan terekah. Meskipun begitu, dalam penerapan perekahan hidraulik dibutuhkan input data yang baik untuk proses desain serta harus diketahui karakteristik data reservoir yang nantinya digunakan untuk memprediksi produksi pasca-perekahan di mana prediksi produksi pasca-perekahan akan menjadi alat yang sangat dibutuhkan untuk mengerahui keoptimalan operasi perekahan secara ekonomi.
Pada paper ini akan dibahas mengenai pengolahan data dan analisis hasil dari diagnostics fracture injection test (DFIT) yang merupakan salah satu metode analisis transien tekanan sebelum proses desain perekahan hidraulik dilakukan untuk memberikan input data penting untuk proses desain rekahan seperti P & t closure, transmissibility, dan reservoir pressure serta studi kasus analisis diagnostics fracture injection test (DFIT) pada sumur-sumur di lapangan X. Masing-masing parameter tersebut akan dihitung dengan beberapa metode yang terdapat pada breakdown analysis diagnostics fracture injection test (DFIT). Didapatkan konsistensi hasil penentuan P & t closure dengan menggunakan G-Function Plot, Square Root Time Plot, dan Log-log Plot. Sedangkan untuk penentuan transmissibility hanya dipilih satu metode yaitu Horner Plot.