digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sistem Rangka Bresing Tahan Tekuk (SRBTT) hadir sebagai perkembangan dari Sistem Rangka Bresing Konsentrik (SRBK) yang mempunyai permasalahan tekuk pada elemen bresingnya. Akibat dari permasalahan tekuk ini, SRBK mempunyai daktilitas yang kurang baik. Kehadiran sistem bresing yang mempunyai ketahanan tekuk tanpa perlu perbesaran luas penampang bresing yang berlebihan ini menyebabkan perubahan perilaku struktur secara keseluruhan. Bresing tahan tekuk yang mempunyai kapasitas tekan dan tarik ini tentunya berperan penting dalam perilaku inelastik struktur bangunan saat memikul beban gempa yang terjadi bolak-balik. Pada penulisan ini akan dikaji kinerja struktur baja dengan bresing tahan tekuk untuk bangunan tinggi dengan konfigurasi bresing yang berbeda. Struktur yang akan dianalisis adalah struktur baja 25 lantai dengan sistem ganda SRBTT dan SRPMK. Konfigurasi bresing yang akan dikaji adalah konfigurasi single diagonal dan inverted-v. Penggunaan profil baja pada portal SRPMK dan SRBTT digunakan sama untuk kedua model yang direncanakan agar dapat diketahui perbedaan kinerja struktur yang ditimbulkan akibat penggunaan konfigurasi bresing yang berbeda. Kinerja struktur yang dianalisis meliputi simpangan maksimum yang terjadi pada struktur, kerusakan struktur saat menerima beban gempa, serta pembentukan sendi plastis pada struktur saat struktur berada dalam kondisi inelastik. Analisis yang digunakan adalah analisis non-linier Push Over dan Time History. Berdasarkan analisis yang dilakukan, struktur dengan konfigurasi bresing inverted-v memberikan kekakuan lebih besar pada portal SRBTT dibandingkan dengan menggunakan konfigurasi single diagonal yang berimplikasi pada kekakuan struktur keseluruhan yang lebih besar. Dengan kekakuan berbeda, kedua konfigurasi ini menghasilkan level kinerja struktur yang sama untuk rangka bresing namun berbeda untuk rangka pemikul momen. Simpangan yang terjadi pada struktur dengan konfigurasi single diagonal lebih besar dibandingkan konfigurasi inverted-v baik pada kondisi elastik maupun inelastik. Pembentukan sendi plastis pada kondisi inelastik sesuai yang direncanakan untuk kedua konfigurasi yang ditinjau. Pada konfigurasi bresing inverted-v, balok SRBTT mulai mengalami kelelehan saat bresing sudah melewati kapasitas maksimumnya dimana kelelehan ini tidak terjadi pada konfigurasi single diagonal. Dapat dikatakan bahwa kekakuan yang lebih tinggi pada inverted-v berimplikasi pada timbulnya gaya dalam yang lebih besar pula pada balok dan kolom SRBTT saat struktur memikul beban gempa. Penggunaan konfigurasi bresing inverted-v menghasilkan kerusakan struktur selain bresing yang lebih minim dibandingkan konfigurasi single diagonal saat struktur memikul beban gempa karena disipasi energi pada bresing lebih efektif.