Suatu wahana terbang tanpa awak digunakan untuk pengamatan jarak jauh seperti pemetaan wilayah, ataupun dalam kegiatan pencarian lokasi kecelakaan pada daerah ekstrim. Kelebihan wahana terbang tanpa awak jika dibandingkan dengan wahana terbang dengan awak adalah ukuran yang lebih kecil, kemampuan manuver yang tinggi, serta biaya operasional yang lebih kecil. Quadrotor merupakan salah satu wahana tanpa awak yang banyak dipilih karena konstruksi rangkanya yang mudah serta kemampuan melakukan manuver yang sangat tinggi. Untuk dapat memanfaatkan quadrotor sebagai wahana untuk pengamatan jarak jauh, maka dibutuhkan suatu pengontrol posisi dengan menggunakan data yang diterima dari Global Positioning System (GPS). Dalam melakukan perancangan pengontrol, model sistem quadrotor harus diketahui terlebih dahulu. Untuk mengetahui model quadrotor dilakukan identifikasi kecepatan translasi. Model posisi quadrotor diperoleh dengan cara menambahkan integrator pada model kecepatan. Pengontrol yang digunakan untuk sistem ini adalah pengontrol PD. Pengontrol hasil rancangan selanjutnya diimplementasikan pada quadrotor AR Drone. Uji coba dilakukan 4 kali yaitu untuk perpindahan sejauh 25 meter ke arah timur, utara, barat, dan selatan. Hasil uji coba dibandingkan dengan simulasi untuk mengetahui performa pengontrol. Dinamika posisi pada uji coba memiliki kesalahan rata-rata terhadap simulasi sebesar 6,64% untuk arah timur, 4,76% untuk arah barat, 8,04% untuk arah utara, dan 8,2% untuk arah selatan.