Bandar udara kini tidak sekedar menjadi infrastruktur pada suatu kota. Aktivitas non-aeronautikanya memiliki potensi ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan aktivitas aeronautikanya. Pergerakan yang tinggi di bandar udara mengakibatkan kegiatan bisnis yang semakin diminati baik oleh pengunjung maupun pengusaha. Tingginya pergerakan tersebut juga berdampak pada kapasitas bandar udara lama yang tidak lagi cukup menampung pengunjung. Hal tersebut berpengaruh pada pembangunan bandar udara baru yang selalu mengambil lokasi di lahan kosong ,umumnya pada kawasan sub urban. Perkembangan kawasan sub urban tersebut kemudian akan dipengaruhi oleh keberadaan airport city sebagai pusat kotanya. Penciptaan karakter pada airport city didasarkan pada tipe bandar udara dan potensi kawasan yang dalam tesis ini mengambil studi kasus di Bandar Udara Internasional Kulon Progo, Yogyakarta. Yogyakarta sebagai kota yang memiliki potensi budaya lokal yang telah menjadi identitasnya, menjadi pendekatan perancangan dalam tesis ini. Pemrograman fasilitas dengan pendekatan budaya didapatkan dari hasil analisis
pasar dan analisis hirarki proses. Proses perencanaan mengawali proses perancangan yang dilakukan dengan peninjauan atau studi mengenai konteks persoalan lokasi,
kemudian dilanjutkan dengan pembentukan struktur kawasan, pembuatan koneksi, dan penciptaan detail kawasan. Konsep perancangan merupakan hasil yang
didapatkan dari step perencanaan berupa pemrograman fasilitas dan perumusan kriteria perancangan dari studi literatur terkait. Konsep perancangan dibedakan
berdasarkan aspek perancangan pusat kota bandar udara, aspek impresi dari destinasi, dan aspek karakter kota bandar udara di Yogyakarta. Aspek perancangan pusat kota dirumuskan dalam konsep kawasan perancangan, program fasilitas, dan pentahapan pembangunan yang sinergi dan berbasis budaya. Aspek perancangan impresi destinasi diselesaikan melalui konsep gerbang kawasan, sirkulasi kawasan, dan aksesibilitas kawasan yang berbasis pada efisiensi dan pengalaman ruang jawa. Sedangkan aspek perancangan karakter kota bandar udara dirumuskan dalam konsep fasilitas utama, pendukung, dan kebutuhan yang merepresentasikan budaya ruang jawa di Yogyakarta.