digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Hambatan difusi, khususnya pada molekul yang bulky, karena ukuran mikropori yang kecil (0,55 nm) merupakan permasalahan utama dari pemanfaatan zeolit ZSM-5 sebagai katalis. Hambatan ini menyebabkan reaksi berlangsung dengan difusi sebagai tahap penentu laju sehingga keseluruhan situs aktif tidak dapat dimanfaatkan. Selain itu, hambatan difusi juga menyebabkan pembentukan arang (cokes) pada reaksi perengkahan sehingga katalis terdeaktivasi secara cepat. Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan penambahan porositas baru, baik meso (2 – 50 nm) maupun makropori (> 50 nm) yang dapat dicapai melalui modifikasi morfologi . Pada penelitian ini, dilakukan sintesis ZSM-5 dengan permukaan ultra-luas bermorfologi serabut (fibrous). Pada awalnya, dilakukan ZSM-5 dibutuhkan untuk dimodifikasi permukaannya menjadi bentuk serabut. ZSM-5, sebagai benih, disintesis pada suhu rendah (90 ºC) dengan jumlah ion tetrapropylammonium (TPA+) yang relatif kecil (TPA+/Si = 0,04), disebut dengan LT-ZSM-5. Melalui karakterisasi SEM, LT-ZSM-5 memiliki morfologi spherical-like. Adsorpsi-desorpsi N2 dan TEM menunjukkan bahwa LT-ZSM-5 memiliki interpartikel mesopori akibat aggregasi dari kristal ZSM-5 yang lebih kecil. Melalui metode reverse-micelles, LT-ZSM-5 berhasil dimodifikasi permukaannya membentuk serabut dengan luas permukaan mencapai 565 m2/g. Dari observasi SEM terlihat porositas baru dengan ukuran ~50 nm (makropori) pada morfologi serabut. Sehingga didapatkan ZSM-5 dengan tiga tingkat porositas, yaitu mikropori, mesopori (interpartikel), dan makropori (serabut). Diharapkan dengan kehadiran tiga tingkat porositas tersebut dapat mengatasi permasalahan hambatan difusi molekul serta meningkatkan aktivitas katalitik dari ZSM-5.