Jakarta secara statistik memegang jumlah kedai kopi terbanyak di Indonesia,
mulai dari coffee shop besar sampai indie. Karena adanya kedai kopi yang disukai
dan tidak disukai oleh konsumen, maka memahami kedai kopi dan preferensi
konsumen terhadap kopi menjadi sangat penting. Memahami preferensi kopi dari
kedai dan konsumen dapat membantu petani kopi berkultivasi lebih efektif dengan
menanam apa yang menjadi keinginan pasar. Metodologi penelitian kualitatif dan
kuantitatif digunakan dalam penelitian ini. Ini adalah penelitian eksploratif yang
akan menjadi sumber penelitian. Data primer dikumpulkan dengan mewawancarai
12 responden kedai kopi dan menyebarkan 434 kuesioner. Untuk teknik analisis,
analisis deskriptif dilakukan.
Temuan menunjukkan bahwa kedai kopi dan konsumen kelas atas lebih menyukai
kopi Arabica. Konsumen lebih memilih kopi Indonesia, namun beberapa kedai
kopi kelas atas fokus pada biji kopi internasional. Sementara Luwak adalah biji
kopi favorit, namun sangat sedikit yang menjual Luwak. Kopi berbasis susu masih
memainkan peran penting dalam industri ini. Warung kopi menghadapi masalah
seperti stok yang kosong, inkonsistensi kualitas / rasa dan berjuang untuk menjual
biji kopi. Berdasarkan data ini, disimpulkan bahwa kopi Arabika Indonesia
memainkan peran sangat penting dalam industri ini dan tidak ada yang lebih
penting daripada memahami preferensi kopi dari kedai kopi itu sendiri dan
konsumen untuk mengembangkan kinerja industri kopi yang lebih baik yang akan
menguntungkan banyak pihak.