digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penggunaan Polypropylene (PP) sebagai kemasan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) terus meningkat. Sehingga akibat dari pemakaian gelas kemasan air minum yang hanya sekali pakai, akan semakin cepat pula timbulan sampah dari produk tersebut. Salah satu penanganan terhadap sampah tersebut adalah daur ulang sektor informal. Namun, pada kenyataannya kegiatan daur ulang berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aliran material (MFA) sampah PP-gelas pada kegiatan daur ulang sektor informal. Adapun tujuan lainnya adalah untuk mengangkat kembali dan mengidentifikasi peran pelaku daur ulang sektor informal yaitu penggiling plastik dalam pengelolaan sampah di Indonesia, khusunya di Kota Bandung, serta untuk menentukan, menganalisis, menginventarisasi data, dan memperkirakan karakterisasi potensi dampak terkait daur hidup PP-gelas di tempat penggilingan mulai dari kegiatan penyimpanan bahan baku hingga menjadi PP-rajang. Batasan yang ditetapkan dalam kajian ini adalah kajian analisis inventarisasi yang dilakukan terhadap penggunaan sumber daya yang berupa bahan baku dan pendukung, energi, fluida (air), dan emisi yang dihasilkan dalam tahapan daur hidup sampah PP-gelas mencakup kegiatan proses penyimpanan, penggilingan dan pencucian, pembilasan, pengeringan, dan pengemasan. Unit fungsional yang digunakan adalah satuan berat PP-rajang dalam kilogram (kg). Data yang dikumpulkan dalam analisis inventarisasi berupa data aliran input dan output dari masing-masing tahapan proses daur ulang yang terdapat di penggilingan. Aliran input dapat berupa bahan baku, bahan penunjang, fluida yang berupa air, energi, dan bahan bakar. Aliran output dapat berupa emisi udara, air, maupun tanah. Berdasarkan hasil dari analisis inventarisasi daur hidup PP-gelas di tempat penggilingan mulai dari kegiatan penyimpanan bahan baku hingga menjadi PPrajang, ditunjukkan bahwa kegiatan daur ulang sektor informal berupa penggilingan plastik PP-gelas dapat berpotensi menghasilkan emisi dan menimbulkan dampak Global Warming Potential (GWP) dan Eutrophication Potential (EP).