digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Karet telah ditetapkan sebagai komoditi yang dapat disimpan dalam Sistem Resi Gudang (SRG) oleh BAPPEBTI sejak tahun 2007. Namun pelaksanaan SRG karet belum terlaksana hingga saat ini dan menjadi fokus untuk dilakukan pada tahun 2013 hingga 2014 yang dimulai dari kajian karet sebagai subjek SRG. Agar implementasi SRG karet dapat dilakukan dengan baik, maka perlu diketahui faktor apa saja dalam SRG yang mempengaruhi penerimaan petani terhadap SRG karet. Faktor tersebut dapat digunakan untuk merancang strategi implementasi SRG karet agar memperoleh keberhasilan dalam pelaksanaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor dalam SRG yang mempengaruhi penerimaan petani terhadap SRG karet. Sampel penelitian dipilih dengan metode purposive sampling, responden adalah petani karet yang memiliki lahan sendiri dan memproduksi sit. Metode yang digunakan adalah pengumpulan data dengan kuesioner yang diolah menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) dengan pendekatan component based dan aplikasi SmartPLS 2.0. Metode ini digunakan untuk mengolah data sebanyak 193 responden petani karet di wilayah Banyumas dan Cilacap. Hasil penelitian menunjukkan prosedur keuangan dan prosedur pelaksanaan berpengaruh terhadap penerimaan petani; biaya, harga, dan peraturan perbankan berpengaruh terhadap prosedur keuangan; manfaat berpengaruh terhadap prosedur pelaksanaan; dan fasilitas gudang berpengaruh terhadap prosedur penyimpanan. Sedangkan prosedur penyimpanan tidak terbukti berpengaruh terhadap penerimaan petani; kemampuan petani dan dukungan lingkungan terbukti tidak berpengaruh terhadap prosedur penyimpanan; kemudahan proses dan dukungan pemerintah tidak terbukti berpengaruh terhadap prosedur pelaksanaan. Hasil dari penelitian dapat digunakan untuk melakukan program implementasi SRG karet. Salah satunya ialah dengan adanya proyek percontohan bagi pelaksanaan SRG karet. Proyek