Kolaborasi dan integrasi diantara fungsi-fungsi organisasi yang terlibat dalam pemecahan sebuah masalah dan pengambilan keputusan akan memastikan seluruh data, ide, fakta, ketidakpastian, dan isu yang berkaitan dengan masalah tercatat dan terintegrasikan. Metode ini kemudian dikenal dengan Collaboration for Decision Quality (CDQ) yang dapat menyediakan sebuah kerangka kerja untuk membangun solusi-solusi untuk sebuah keputusan komplek yang dibuat dengan ketidakpastian dan memfasilitasi sebuah pendekatan terstruktur dan logis terhadap penyelesaian masalah.
Proyek pengembangan lapangan melalui pemboran sumur pengembangan adalah sebuah proyek yang sangat menantang karena komponen-komponen dan proses-proses yang terlibat banyak, dinamis, dan saling bergantung. Mengelola perencanaan proyek tersebut membutuhkan berbagai keahlian teknis seperti evaluasi data subsurface, forecasting produksi dan biaya, teknik pemboran dan komplesi, optimisasi kinerja sumur, dan evaluasi keekonomian. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah pendekatan terstruktur bersifat kolaboratif dan terintegrasi diantara komponen-komponen dan proses-proses yang terlibat untuk menghasilkan sebuah keputusan yang berkualitas melalui proses CDQ.
Studi ini menjelaskan proses CDQ untuk mendapatkan sebuah keputusan kolaboratif, disepakati dan ditindaklanjuti oleh seluruh stakeholders mengenai strategi pengembangan lanjut lapangan SBB dan RW. Proses CDQ untuk proyek tersebut melibatkan banyak disiplin keahlian seperti: manajemen asset, subsurface, drilling engineer, completion engineer, production engineer, project engineer, process engineer, dan economist.
Hasil studi menunjukkan bahwa proses CDQ dalam penentuan tipe komplesi sumur untuk pengembangan lapangan SBB dan penentuan strategi pemboran untuk pengembangan lapangan RW telah memberikan hasil sebagai berikut:
1. Menyediakan pendekatan terstruktur, kolaboratif, dan terintegrasi untuk memastikan terjadinya proses kolaborasi diantara fungsi-fungsi yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan.
2. Memberikan akses terhadap seluruh disiplin keahlian yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang lebih baik.
3. Menghasilkan serangkaian alternatif-alternatif strategi pengembangan yang berbeda-beda, menarik, dapat dikerjakan, dan saling eksklusif yang berhubungan dengan penentuan tipe komplesi sumur dan strategi pemboran.
4. Menghasilkan keputusan kolaboratif dan terintegrasi dalam penentuan tipe komplesi sumur paling optimum yang sesuai dangan karakteristik reservoir di lapangan SBB yaitu sumur horizontal dengan multistage hydraulic fracturing.
5. Menghasilkan keputusan kolaboratif dan terintegrasi dalam strategi pemboran paling menguntungkan di lapangan RW yang mempertimbangkan kondisi aktual lapangan yaitu strategi pemboran dengan tiga sumur infill dalam dua kampanye pemboran.