Sejak tahun 1993, lapangan minyak X dikembangkan dengan metoda injeksi air berpola. Pola yang dipakai adalah injeksi tujuh titik terbalik - 72 akre dimana satu
buah sumur injeksi berada ditengah, dikelilingi oleh enam sumur produksi. Kenyataannya tidak semua areal dalam pola dapat disapu dengan baik oleh sumur yang ada, sehingga efisiensi penyapuan secara areal tidak maksimal. Strategi yang diterapkan untuk memperbesar effisiensi penyapuan secara areal adalah dengan mengubah pola injeksi tujuh titik terbalik menjadi pola injeksi tiga belas titik terbalik, yakni dengan menambah satu sumur produksi diantara sumur produksi yang sudah ada. Karena terbatasnya kapasitas fasilitas penanganan
produksi air, diperlukan strategi pemilihan unit pola yang efektif untuk meningkatkan efisiensi penyapuan secara areal sekaligus tidak membebani fasilitas yang ada.
Metoda pemetaan data produksi dapat dipakai untuk menentukan lokasi unit pola yang memenuhi kriteria di atas. Pada studi ini, dilakukan pemetaan data produksi
dengan menggunakan sebuah perangkat lunak komersial. Dengan meninjau ulang sumur-sumur yang sudah dibor sebelumnya, maka diamati data yang dapat digunakan untuk menentukan lokasi unit pola berikutnya. Dalam studi evaluasi sumur yang dibor pada perioda Juli 2005 - Desember 2007, data produksi minyak rata-rata bulanan memberikan persentase sukses yang paling besar, yaitu 80 % - 87 %. Sedangkan rasio produksi air dan minyak memberikan persentase sukses 73 % - 81 %, persentase minyak dalam fluida terproduksi memberikan persentase sukses 70 % - 80 %, dan POa (Produced Oil Attribute) memberikan persentase sukses 77 % - 82 %. Dari hasil pengamatan, terdapat kenaikan persentase sukses dengan bertambah panjangnya perioda dat produksi yang dipakai. Kontur data produksi minyak rata-rata juga memberikan
daerah baik yang cukup luas, sehingga dapat memberikan sejumlah lokasi unit pola yang cukup banyak, yang sesuai dengan program pemboran tahunan di lapangan X.