digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Beatus Edoway 29115262.pdf
PUBLIC Alice Diniarti

Saat ini penyaluran persediaan bahan baku kepada pelanggan menjadi isu yang paling kritis di seluruh area PT. Freeport Indonesia. Hampir setahun, mulai maret 2016 sampai februari 2017, rata-rata pemesanan yang tidak dapat dipenuhi oleh managemen rantai pasok sekitar 81,22% dengan nilai USD $ 89,84 juta. Sejalan dengan itu, metode balanced scorecard sebagai salah satu alat sistem pengukuran kinerja digunakan untuk mengukur kinerja dan strategi manajemen rantai pasokan saat ini. Tujuannya adalah untuk memperoleh akar masalah dari terhambatnya proses penyaluran bahan baku ke pengguna dan kemudian dapat diberikan umpan balik untuk perbaikan kedepan, sehingga dapat diperoleh keuntungan yang maksimal. Proses terakhir dari rantai pasok persediaan adalah di bagian gudang. Tingkat layanan digunakan untuk melihat seberapa baik managemen rantai pasok memenuhi kebutuhan pengguna pada tepat waktu. Pada tugas akhir ini digunakan data rata-rata tingkat pelayanan mulai 1 Januari 2016 sampai 1 Januari 2017, adalah sekitar 57, 92% dari 86% target yang ditetapkan oleh departemen. Dengan menggunakan metoda pengukuran Balanced Scorecard, dihasilkan enam kriteria indikator merah dan tiga indikator kuning, selanjutnya diambil untuk dianalisis lebih lanjut. Kriteria tersebut menjadi penghambat antara strategi dari departemen dan operasional saat ini. Kemudian diperoleh 24 akar penyebab masalah setelah dilakukan analisis menggunakan ‘Analisis Akar Penyebab Masalah Tiga Diagram”. Dari pemberian indeks keparahan pada masing-masing akar penyebab masalah, diperoleh lima akar penyebab utama, diantaranya adalah kekurangan tenaga kerja di PT KPI, kelebihan kapasitas penyimpanan di gudang, outstanding orderan backload yang tinggi, kekurangan tenaga kerja pada bagian pengontrolan persediaan, dan tidak adanya batasan bagi planner untuk order material, dan juga tidak ada program pengadaan stock di pemasok. Kemudian akar masalah yang ke dua puluh empat adalah pembatalan pemesanan oleh pengawas gudang. Setelah mengidentifikasi beberapa akar penyebab masalah, dalam pemberian solusi bagi akar masalah tersebut dikemas dalam empat aspek; Komunikasi / koordinasi, Sumber Daya Manusia, Infrastruktur, dan Proses Bisnis. Keunggulan dari solusi yang telah dan sedang diimplementasikan, serta diusulkan adalah memperoleh ruang lebih penyimpanan bahan baku, mendapatkan tenaga kontrak pada PT KPI, tambahan dua orang karyawan pada bagian pengontrolan persediaan, buyer tidak harus menunggu jumlah pesanan memenuhi kuota pembelian, akses pemesanan spesifik material dibatasi, 6314 bahan baku yang paling cepat pergerakannya sedang dalam peninjauan ulang untuk diadakan program vendor hold stock, rekayasa ulang proses pengeluaran material dapat meningkatkan persentase tingkat layanan dan komunikasi reguler dapat mengakomodasi semua kebutuhan konsumen (detail terlampir pada table 4-3 dan 4-4). Pada rencana implementasi, 16 dari 21 solusi akan diprioritaskan karena memiliki kompleksitas yang rendah namun memiliki dampak atau pengaruh yang tinggi terhadap tingkat layanan. Kesimpulan, ketidakefisiensi dan ketidakefektifan dalam proses transformasi dapat ditingkatkan dengan inisiatif dan keunggulan solusi yang diusulkan. Pada akhirnya akan meningkatkan nilai pemegang saham.