Jakarta memiliki masalah laten, yaitu banjir. Salah satu masalah yang dihadapi adalah banjir di beberapa titik kota. Salah satu titik terparah adalah Pulomas, Jakarta Timur Banjir disebabkan oleh kurang optimalnya saluran drainase dalam menangani air limpasan hujan. Langkah antisipatif yang diambil untuk mengatasi masalah banjir adalah dengan merancang sistem drainase yang berkelanjutan. Dalam proses perancangan sistem drainase berkelanjutan, akan dilalui proses analisis hidrologi untuk menentukan intensitas hujan area perancangan. Data curah hujan dari tahun 2007-2016 diambil dari Stasiun Klimatologi BMKG terdekat dari lokasi studi yaitu Stasiun Kemayoran. Intensitas hujan yang digunakan dalam perencanaan merupakan curah hujan dengan periode ulang 5 tahun yaitu sebesar 210,8 mm/hari. Karena rancangan digunakan untuk air hujan, tidak perlu dilakukan pengolahan yang kompleks untuk membuat air limpasan layak digunakan kembali sehingga dipilih teknologi konservasi berupa kolam retensi sebagai badan air tempat pengumpul akhir air limpasan. Kolam retensi yang dirancang sebanyak satu buah – jumlah ini ditentukan dari hasil perhitungan dan kondisi lapangan. Saluran drainase yang direncanakan dirancang berbentuk segiempat dan kombinasi dengan perlengkapan saluran berupa gorong-gorong.