digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Struktur lepas pantai didesain untuk menerima beban-beban dalam memenuhi fungsinya sebagai fasilitas penunjang eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam di lepas pantai. Perencanaan optimal perlu diupayakan agar dapat memeroleh struktur lepas pantai yang kokoh serta ekonomis. Pada perencanaan struktur lepas pantai terdapat standar yang umum digunakan, salah satunya adalah API RP2A. Standar API RP2A ini memiliki dua versi yaitu WSD (2007) dan LRFD (1993). Pada API RP2A–LRFD, faktor beban lingkungan diturunkan berdasarkan kondisi lingkungan perairan North Sea yang ekstrem. Standar ini diduga tidak cocok untuk diterapkan pada perairan di Indonesia yang relatif lebih tenang. Dilakukan kajian awal faktor beban gelombang berupa analisis kehandalan pada struktur yang sudah berdiri dengan fungsi performa berupa tegangan member pada analisis inplace. Struktur yang dikaji adalah struktur anjungan lepas pantai delapan kaki di perairan Laut Jawa. Dilakukan analisis kehandalan metode Monte Carlo dengan tinggi gelombang sebagai variabel acak beban dan tegangan leleh baja sebagai variabel acak kapasitas. Struktur didesain optimum terlebih dahulu terhadap kriteria desain API RP2A–LRFD menggunakan analisis inplace dan seismik, kemudian dipilih member kritis. Indeks kehandalan diperoleh melalui pengolahan unity check dari member kritis perwakilan struktur yang menjadi fokus kajian. Dengan struktur yang optimum, diharapkan diperoleh indeks kehandalan yang tidak berlebih. Indeks kehandalan yang besar menghasilkan struktur yang konservatif. Dari analisis kehandalan pada tugas ini, diperoleh indeks kehandalan () sebesar 14.86 pada member kritis pile 106P-206P, dan indeks kehandalan sebesar 7.53 pada member jacket bracing 203L-1C3K. Dari indeks kehandalan yang besar ini, dapat disimpulkan bahwa penerapan faktor beban gelombang API RP2A–LRFD tidak cocok untuk struktur anjungan lepas pantai di Perairan Indonesia.