Panel surya merupakan teknologi penghasil listrik ramah lingkungan yang banyak digunakan baik untuk rumah tangga maupun industri. Cara kerja dari panel ini adalah mengubah cahaya matahari secara langsung menjadi listrik. Pada umumnya, panel surya dibuat dengan berbasis silikon. Namun, kelemahan dari panel surya berbasis silikon adalah menurunnya kinerja panel apabila intensitas cahaya berkurang atau saat mendung. Maka, dikembangkan panel surya tersensitisasi pewarna (DSSC). Perbedaan utama dari DSSC dengan panel surya berbasis silikon adalah penggunaan zat warna untuk meningkatkan sensitivitas dari panel surya tersebut. Pada DSSC, logam platinum digunakan sebagai elektroda, namun harga dari logam platinum sangat mahal. Untuk itu, karbon dijadikan alternatif sebagai bahan baku elektroda karena mudah didapat dan lebih murah dibanding platinum.
Penelitian ini difokuskan pada pengaruh metode pembuatan elektroda karbon dan bahan baku karbon. Metode pembuatan elektroda karbon divariasikan dengan menggunakan metode metering rod, doctor blade dan bubble deposition. Bahan baku karbon yang digunakan adalah karbon aktif obat dan karbon aktif komersial. Kinerja dari DSSC diukur menggunakan kurva I-V dan impedansi elektrokimia. Selain itu, morfologi elektroda karbon diamati menggunakan scanning electron microscope (SEM) dan luas permukaan serta porositas elektroda karbon diamati dengan Brunauer-Emmett-Teller (BET).
Dari penelitian yang dilakukan, DSSC yang dibuat menggunakan metode bubble deposition menghasilkan efisiensi terbesar. Sementara itu, karbon aktif obat menghasilkan efisiensi yang lebih besar dari pada karbon aktif komersial. Efisiensi konversi energi surya tertinggi yang diperoleh bernilai 3,763%