digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tesis ini berusaha memberikan alternatif penyediaan ruang terbuka hijau di kawasan berkepadatan tinggi melalui penerapan jejaring hijau yang untuk mengurangi dampak fenomena urban heat island. Jejaring hijau dalam tesis ini dirancang dengan memanfaatkan hubungan antara patch dan koridor. Sampel kawasan berkepadatan tinggi yang tidak memiliki ruang terbuka hijau memadai sehingga dianggap berpotensi menimbulkan urban heat island di Kota Bandung adalah Kelurahan Cicadas. Kendala terbesar untuk menyediakan ruang terbuka hijau dalam kawasan berkepadatan tinggi seperti ini adalah terbatasnya prioritas investasi dan pengelolaan ruang terbuka hijau. Kendala ini dijawab dengan menganalisis bentuk hubungan patch dan koridor yang optimal sehingga dapat memenuhi kebutuhan tanpa perlu melakukan penghijauan di seluruh kawasan. Metode pembentukan jejaring dalam tesis ini menggunakan formula dari teori konektivitas lanskap dan menghasilkan model sistem jejaring Least Cost to User sebagai bentuk jejaring yang dipilih. Elemen desain yang dirancang merupakan respon dalam hubungan jejaring patch-corridor agar setiap elemen sistem terhubung dengan fungsi utama yaitu penyediaan ruang terbuka hijau yang juga dapat mengendalikan efek fenomena urban heat island. Desain yang diaplikasikan akan menggunakan vegetasi yang diindikasikan dapat mereduksi efek urban heat island antara lain dari kategori pohon yaitu Agathis alba (damar), Lagerstroemia sp.(bungur), Swietenia macrophylla (mahoni), Filicium decipiens (kiara payung), dan Bambusa pinnata (bambu).