Sentra industri kriya kayu Betung, merupakan salah satu sektor industri kecil yang dapat mendukung pemberdayaan ekonomi kerakyatan di daerah, khususnya di Kabupaten Batang Hari Propinsi Jambi. Sentra industri ini sudah dilaksanakan turun temurun dari generasi ke generasi, yang tetap mempertahankan ciri khas daerah, dan merupakan hasil kebudayaan. Sentra industri kriya Betung saat ini mengalami beberapa kendala, yakni dalam mengelola produknya masih menerapkan manajemen tradisional atau konvensional secara turun temurun.
Akibat dari pelaksanaan manajemen tersebut adalah monotonnya jenis produk yang dibuat sehingga berpengaruh terhadap menurunya minat beli konsumen. Penelitian ini merupakan penelitian observasi lapangan di sentra industri kriya kayu Betung Kabupaten Batang Hari. Tujuan penelitian ini Menganalisis sinergis antara manajemen desain sebagai manajemen modern dan manajemen tradisional dalam rangka pengembangan produk, yang kemudian direkomendasikan kepada para perajin Betung. Metode penelitian menggunakan metode diskriptif kualitatif dan kuantitatif, metode pemecahan masalah dengan pendekatan manajemen desain. Data diambil dari wawancara, observasi lapangan, kajian dokumen dan kajian informasi. Analisis data menggunakan interaktif model analisis, mulai dari pengumpulan data, reduksi data, sajian data sampai pada kesimpulan dan verifikasi.
Dalam menyelesaikan permasalahan menggunakan beberapa teori manajemen, teori kriya dengan pendekatan craft, dan teori desain karena pemecahan masalah kriya tidak semata-mata dapat diselesaikan dengan teori desain. Kriya masih berkaitan dengan etnis dan tradisi, sedangkan desain berkaitan dengan inovasi dan pasar. Ketiga teori tersebut digunakan dalam rangka merumuskan suatu strategi pengembangan produk dengan menggunakan pendekatan manajemen desain. Hasil penelitian menunjukkan: Suatu strategi pengembangan produk kriya kayu pada sentra industri kriya kayu Betung, menggunakan metode pendekatan manajemen desain. Strategi manajemen desain tersebut diupayakan dapat berpengaruh positif terhadap sumber daya perajin, dalam mengembangkan produk. Sehingga secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas produk yang dibutuhkan oleh konsumen, dengan demikian dapat mengatasi permasalahan yang terjadi di sentra kriya kayu Betung.