Carbon Capture Storage (CCS) merupakan salah satu usaha teknologi mitigasi pemanasan global dengan tujuan mengurangi jumlah karbon dioksida (CO2) yang tersebar di atmosfir akibat dari pencemaran kegiatan manusia. Master
thesis ini membahas mengenai tahap awal dalam perencanaan teknologi CCS, yaitu mengidentifikasi keberadaan sumber emisi gas CO2 dan melakukan evaluasi
tempat penyimpanan gas CO2. Lokasi dan jumlah kapasitas merupakan salah satu faktor kunci dalam keberhasilan project CCS. Cekungan Sumatera Selatan dipilih
sebagai tempat penelitian pada thesis ini. Terdapat tiga macam reservoar untuk penyimpanan CO2 pada cekungan ini, yaitu: reservoar air asin, reservoar CBM, dan reservoar migas. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda kuantitatif dan teoritis. Khusus pada lapangan-lapangan migas dilakukan seleksi Enhanced Oil Recovery (EOR) berdasarkan data-data reservoar dan produksi
sumur, kemudian dihitung secara teoritis berapa besar jumlah gas CO2 yang dapat diinjeksikan kedalam reservoir tersebut. Evaluasi sumber emisi gas CO2 didapatkan dari data 5 Industri besar yang berada di daerah Sumatera Selatan. Secara perhitungan kuantitatif jumlah total emisi gas CO2 yang merupakan limbah industri tersebut adalah sebesar 5,5 MMTon/tahun. Hasil perhitungan secara teoritis cekungan Sumatera Selatan memiliki potensial reservoar air asin sebagai tempat penyimpanan emisi gas CO2 sebesar 7,65 Gigatonnes, sedangkan untuk reservoar CBM sebesar 3,98 Gigatonnes. Hasil seleksi dan perhitungan potensi kapasitas emisi gas CO2 yang dapat diinjeksikan kedalam reservoar migas adalah 72,23 MMTon. Namun data reservoar migas yang digunakan di dalam penelitian ini hanya mencakup 43 lapangan (34%) dari
total keseluruhan 124 lapangan migas yang ada di seluruh Sumatera Selatan. Maka dapat diasumsikan bahwa hasil perhitungan potensi akan lebih besar lagi apabila menggunakan semua data lapangan Sumatera Selatan. Kesimpulannya, jika proyek CCS ditargetkan pada reservoar migas saja (72,23 MMTon), menggunakan sumber emisi gas CO2 dari limbah kegiatan industri sebesar 5,5
MMTon/tahun, maka proyek tersebut dapat berlangsung kurang lebih selama 13,1 tahun dan menghasilkan penambahan perolehan minyak akibat penerapan metoda
EOR-injeksi CO2 sebanyak 392,60 MMSTB. Hasil perhitungan ini tidak sebesar perhitungan potensial reservoar air asin dan CBM untuk dijadikan tempat penyimpanan CO2. Dari penelitian ini menunjukan bahwa Sumatera Selatan
mempunyai potensi yang cukup besar sebagai lokasi proyek CCS di masa depan.