2009 TS PP MUTIA DEWI YUNIATI 1-COVER.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2009 TS PP MUTIA DEWI YUNIATI 1-BAB 1.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2009 TS PP MUTIA DEWI YUNIATI 1-BAB 2.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2009 TS PP MUTIA DEWI YUNIATI 1-BAB 3.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2009 TS PP MUTIA DEWI YUNIATI 1-BAB 4.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2009 TS PP MUTIA DEWI YUNIATI 1-BAB 5.pdf
PUBLIC Ena Sukmana 2009 TS PP MUTIA DEWI YUNIATI 1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC Ena Sukmana
Air asam batuan merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang menjadi perhatian penting bagi industri pertambangan dan pengolahan mineral. Proses penambangan mengakibatkan batuan terpapar pada lingkungan sekitarnya. Apabila proses ini mengakibatkan batuan yang mengandung mineral sulfida bereaksi dengan udara dan air, maka akan dihasilkan asam sulfat dan terbentuklah
air asam batuan. Salah satu sumber air asam batuan tersebut adalah tailing, yaitu batuan sisa yang dihasilkan dari proses pengolahan bijih untuk memisahkan
mineral target dari mineral lainnya yang tidak atau kurang bernilai ekonomi. PT. Freeport Indonesia (PT.FI) menghasilkan puluhan juta ton tailing per tahun,
sehingga berpotensi menimbulkan air asam batuan yang dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan, terutama pencemaran air. Oleh karena itu penelitian tentang karakteristik geokimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi pada pembentukan air asam batuan yang berasal dari tailing perlu dilakukan untuk meminimalisasi dampaknya terhadap lingkungan. Selain itu dianalisis juga kecepatan reaksi dan potensi pembentukan air asam batuan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kinetika jangka panjang kolom leach terhadap sampel tailing PT.FI yang diperlakukan tanpa penambahan batu gamping dan dengan penambahan batu gamping. Dari hasil penelitian menunjukkan sampel tailing tanpa penambahan batu gamping berpotensi membentuk air asam batuan kapasitas rendah dengan kecepatan pelepasan asam 0,88 g/t/h selama kurang lebih 72 tahun dan kecepatan pelepasan senyawa penetral 4,45 g/t/h selama kurang lebih 16 tahun. Pembentukan ini dipengaruhi oleh adanya bakteri Thiobacillus ferrooksidan dan ion besi ferri (Fe3+) yang berasal dari magnetit dan hematit yang dapat mempercepat pembentukan asam. Sedangkan sampel dengan penambahan batu gamping tidak berpotensi membentuk air asam batuan, tetapi penambahan tersebut kurang efektif karena hanya dapat menetralkan asam selama kurang lebih 35 tahun. Hal ini disebabkan oleh perbedaan distribusi ukuran partikel tailing dan batu gamping pada proses pencampuran yang berpengaruh pada proses oksidasi mineral sulfida dan proses pelarutan mineral karbonat. Karakteristik geokimia yang dapat dilihat selama pembentukan air asam batuan adalah penurunan pH dan total alkalinitas. Selain itu, terjadi juga peningkatan total asiditas, konsentrasi sulfat, kalsium, magnesium dan logam-logam terlarut.