2015 TA PP GITTA ARSIKA SEPTIANI - RIVON TRIDESMAN 1-COVER.pdf
PUBLIC Open In Flipbook Ena Sukmana 2015 TA PP GITTA ARSIKA SEPTIANI - RIVON TRIDESMAN 1-BAB 1.pdf
PUBLIC Open In Flipbook Ena Sukmana 2015 TA PP GITTA ARSIKA SEPTIANI - RIVON TRIDESMAN 1-BAB 2.pdf
PUBLIC Open In Flipbook Ena Sukmana 2015 TA PP GITTA ARSIKA SEPTIANI - RIVON TRIDESMAN 1-BAB 3.pdf
PUBLIC Open In Flipbook Ena Sukmana 2015 TA PP GITTA ARSIKA SEPTIANI - RIVON TRIDESMAN 1-BAB 4.pdf
PUBLIC Open In Flipbook Ena Sukmana 2015 TA PP GITTA ARSIKA SEPTIANI - RIVON TRIDESMAN 1-BAB 5.pdf
PUBLIC Open In Flipbook Ena Sukmana 2015 TA PP GITTA ARSIKA SEPTIANI - RIVON TRIDESMAN 1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC Open In Flipbook Ena Sukmana
Pencucian biodiesel merupakan bagian dari tahapan pembuatan biodiesel yang bertujuan untuk menghilangkan pengotor-pengotor yang terdapat pada biodiesel seperti sisa katalis alkalin, gliserol, methanol dan sabun-sabun. Pada penelitian ini, pencucian biodiesel dilakukan pada miniplant pemisahan cairan dengan
menggunakan metode mechanical stirring. Prosesnya dilakukan dengan mencampurkan biodiesel yang mengandung pengotor dengan air bersuhu tertentu di dalam tangki pencampuran, lalu diaduk. Setelah didiamkan beberapa saat, pengotor pada biodiesel akan larut dalam air. Akibat adanya gaya gravitasi bumi, kedua komponen campuran tersebut akan terpisah, air berada di bawah dan
biodiesel berada di atas. Air tersebut lalu dibuang dan proses ini dilakukan beberapa kali hingga diperoleh biodiesel dengan kemurnian yang baik. Agar proses tersebut berjalan secara optimal, maka dibutuhkan suatu sistem kontrol yang dapat mengendalikan proses tersebut. Pada sistem aslinya, untuk menentukan perbedaan batas permukaan air dan biodiesel serta mengoperasikan
pompa-pompa, digunakan pengamatan visual dan tindakan dari operator. Pada penelitian ini digunakan sensor kapasitif untuk mendeteksi batas antar permukaan (interface) yang dipakai dalam pemisahan antara dua cairan, yaitu biodiesel dan air. Sensor ini berperan sebagai pengganti operator yang melakukan pengamatan visual dalam pemisahan cairan. Selain itu pengontrolan yang juga dilakukan ialah menjaga temperatur dan level pada air dan campuran pada tangki pencampur agar proses berjalan optimal. Proses pencucian/pemurnian ini dilakukan dengan 3 kali iterasi supaya dapat menghilangkan pengotor secara optimal. PLC (Programmable Logic Controller) digunakan sebagai perangkat pengontrol yang berfungsi untuk mendeteksi bacaan sensor dan mengoperasikan pompa serta valve dalam proses pencucian biodiesel ini. Pengujian dilakukan pada tahapan pencampuran air 70oC-75oC dengan 25oC sebanyak 2 kali untuk mendapatkan suhu ±55oC. Modul sensor kapasitif
mendeteksi perbedaaan air dengan biodiesel dan menghasilkan sinyal tegangan keluaran yang memiliki rentang frekuensi sinyal 58,2-84,5 kHz untuk air dan
84,5-98,8 kHz untuk biodiesel pada kondisi statik. Telah diidentifikasi pula waktu tunda untuk perpindahan valve buangan air ke valve buangan biodiesel sebesar ±12 detik. Dengan demikian sistem otomasi pencucian biodiesel dapat dijalankan dengan durasi satu siklus pencucian selama ±18 menit (di luar durasi pemanasan
air).
Perpustakaan Digital ITB