digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2010 TS PP DAHLAN 1-COVER.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2010 TS PP DAHLAN 1-BAB 1.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2010 TS PP DAHLAN 1-BAB 2.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2010 TS PP DAHLAN 1-BAB 3.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2010 TS PP DAHLAN 1-BAB 4.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2010 TS PP DAHLAN 1-BAB 5.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2010 TS PP DAHLAN 1-BAB 6.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2010 TS PP DAHLAN 1-BAB 7.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2010 TS PP DAHLAN 1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

Lapangan panas bumi Mataloko merupakan salah satu lapangan yang siap dikembangkan di Pulau Flores. Penyelidikan kepanasbumian di lapangan Mataloko telah dimulai sejak tahun 1984 meliputi survei geologi, geokimia, geofisika, dan pengebora eksplorasi. Saat ini bahkan telah dibangun pembangkit listrik tenaga panas bumi berkapasitas 2,5 MW, namun dikarenakan keterbatasan pasokan uap maka pembangkit hanya dioperasikan dengan kapasitas 1,8 MW. Berdasarkan RUPTL PLN 2009-2018, lapangan Mataloko juga akan dikembangkan dengan kapasitas mencapai 14,5 MW hingga tahun 2015. Namun hingga saat ini belum ada kajian yang mengkaji kelayakan pengembangan tersebut baik dari sisi teknis maupun ekonomis. Oleh karena itu pada kajian ini dibahas studi kelayakan pengembangan Mataloko. Untuk mengetahui kelayakan pengembangan lapangan Mataloko tersebut, dilakukan kajian yang meliputi karakterisasi reservoir lapangan Mataloko dan perhitungan cadangan. Hasil kajian menunjukkan lapangan Mataloko mempunyai cadangan panas bumi sebesar 49 MW (P 50%). Berdasarkan ketersediaan cadangan tersebut disusun strategi, rencana dan jadwal pengembangan lapangan Mataloko. Strategi pengembangan yang dipilih adalah pengembangan secara bertahap dengan mengacu dua skenario yaitu 15 MW dan 25 MW. Berdasarkan dua skenario tersebut dilakukan penyusunan rencana pengembangan meliputi rencana pengeboran sumur, rencana pengembangan lapangan uap dan pembangunan pembangkit listrik untuk masingmasing skenario tersebut. Skenario dan rencana yang telah disusun kemudian dievaluasi kelayakannya dengan menggunakan parameter-parameter keekonomian proyek yaitu net present value (NPV), internal rate of return (IRR) dan payback period. Untuk mendapatkan parameter tersebut disusun suatu model keekonomian yang sedapat mungkin mampu menggambarkan aliran kas masuk dan keluar selama masa proyek. Parameter yang digunakan sebagai masukan dalam model tersebut, meliputi paramter teknis dan parameter biaya, didapatkan melalui studi literatur dan perbandingan dengan data lapangan lain. Hasil kajian menunjukkan bahwa pengembangan lapangan Mataloko dengan skenario 1 (kapasitas 15 MW) akan layak apabila harga listrik ditetapkan sebesar US$ 11,88 cent/kWh dan untuk skenario 2 (25 MW) layak apabila harga listrik ditetapkan US$ 11,42 cent/kWh.