Reaksi kimia di laboratorium dan industri kimia hendaknya dilakukan dengan cara yang paling ekonomis dan meminimalkan dampak lingkungan. Reaksi-reaksi kimia tersebut harus memperhatikan aspek green chemistry. Salah satu contoh green chemistry di laboratorium kimia adalah penggunaan pelarut yang ramah lingkungan atau tidak menggunakan pelarut. Reaksi aminasi reduktif merupakan salah satu reaksi kimia yang sering dipelajari. Reaksi ini penting karena diketahui bahwa 20% molekul prekursor obat disintesis melalui reaksi aminasi reduktif. Reaksi aminasi reduktif dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa aspek green chemistry. Penelitian ini bertujuan melakukan reaksi aminasi reduktif benzaldehida dan benzilamina tanpa pelarut. Benzilamina yang digunakan sebagai reaktan disintesis dari reaksi amonia dengan benzilklorida. Produk benzilamina dihasilkan dengan rendemen 54,68%. Produk benzilamina kemudian dikarakterisasi dengan menggunakan spektrofotometer inframerah, 1H NMR dan 13C NMR. Spektrum inframerah benzilamina, memperlihatkan dua sinyal pada bilangan gelombang 3300-3555 cm-1 yaitu 3423,66 dan 3338,78 cm-1. Bilangan gelombang tersebut menunjukkan adanya vibrasi ulur simetrik dan asimetrik yang merupakan ciri amina primer alifatik. Sinyal untuk ikatan C-N tekuk dan N-H kibasan berbeda dengan sinyal-sinyal pada prekursornya benzilklorida. Spektrum 1H NMR benzilamina menunjukkan adanya tiga sinyal, yaitu pada geseran kimia 1,70 ppm, 3,87 ppm, 7,33 ppm yang masing-masing merupakan sinyal proton – NH2, -CH2- dan proton pada karbon benzena. Spektroskopi 13C NMR benzilamina menunjukkan adanya tiga sinyal pada geseran kimia 53,26 ppm, 128,30 ppm dan 140,43 ppm, masing-masing merupakan atom karbon alifatik, benzena, dan atom karbon kuarterner. Pada reaksi aminasi reduktif benzaldehida dan benzilamina dihasilkan dibenzilamina yang merupakan amina sekunder. Pada penelitian ini dihasilkan dibenzilamina dengan rendemen 24,06% bedasarkan massa benzilamina. Karakterisasi IR dibenzilamina menunjukkan satu sinyal pada bilangan gelombang 3300-3555 cm-1 yaitu 3313,71 cm-1 yang mendukung terbentuknya amina sekunder. Spektrum 1H NMR menunjukkan adanya tiga sinyal proton yaitu 2,06 ppm, 3,83 ppm, 7,28 ppm, masing-masing merupakan sinyal proton pada –NH–, –CH2–, dan gugus benzena. Spektroskopi 13C NMR dibenzilamina menunjukkan adanya tiga sinyal pada geseran kimia 53,26 ppm, 140,40 ppm, dan 128,30 ppm, masing-masing merupakan atom karbon alifatik, benzena, dan kuarterner. Spektrum IR dan NMR secara keseluruhan menunjukkan telah terbentuknya dibenzilamina.