digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalam penanganan banjir perlu dilakukan secara efektif dan efisien sesuai karakteristik masalah daerah yang ditinjau karena tidak semua masalah dapat diselesaikan dengan solusi yang sama, seperti yamg terjadi di daerah Pesisir Pantai Jakarta Bagian Utara. Sistem drainase yang menggunakan sistem gravitasi tidak dapat mengatasi bencana banjir yang terjadi, karena elevasi muka air saluran yang lebih rendah dibandingkan elevasi muka air laut rata-rata. Dengan demikian solusi lain yang dapat mengatasi permasalahan tersebut dengan menggunakan sistem polder terpadu pada daerah sekitar saluran. Sistem polder adalah suatu cara yang biasanya diterapkan pada daerah dataran rendah yang memiliki elevasi muka air saluran yg lebih rendah dibanding elevasi muka air laut. Karena dalam system polder air dialirkan dengan bantuan pompa yang bekerja di hulu sungai mengalirkan air ke laut sehingga debit air di saluran tetap terjaga. Perencanaan sistem polder pada lokasi studi menggunakan dasar-dasar teori hidrologi dan hidrolika aliran. Dasar teori hidrologi yang digunakan meliputi analisis curah hujan, analisis frekuensi curah hujan, dan analisis debit rencana metode Hidrograf Satuan ITB-1. Dasar teori hidrolika saluran yang digunakan meliputi persamaan dasar aliran, persamaan momentum, persamaan kekekalan energi yang diterapkan dalam model numerik saluran. Pemodelan numerik dilakuakn dengan dua program HEC-RAS dan MIKE-11,hasil dari pemodelan program tersebut dijadikan dasar penentuan kapasitas pompa yang digunakan di hulu sungai. Lokasi studi dilakukan di Sungai Ciliwung-Gunung Sahari daerah Hailai-Jakarta Utara dimana data yang digunakan berupa data curah hujan 3 stasiun selama 10 tahun (1998-2008). Hasil pemodelan yang didapat berupa model saluran terbuka dengan pompa berkapasitas total 60 m3/s dibagian ujung hilir saluran.