Setiap proyek konstruksi harus memiliki perencanaan jadwal konstruksi yang baik. Dalam penelitian ini, pengamatan difokuskan pada tower crane (TC). Untuk merencanakan jadwal kerja TC, dibutuhkan data produktivitas TC. Produktivitas adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang digambarkan kedalam perbandingan antara output yang dihasilkan dengan input yang dibutuhkan. Untuk mengidentifikasi angka produktivitas aktual, perlu dilakukan pengamatan pada sebagian jam kerja TC tersebut, dimana memerlukan biaya yang relatif mahal. Untuk memudahkan, apakah data/informasi umum, yang dalam hal ini berupa data laporan kerja TC, dapat mengestimasi produktivitas aktual dengan menggunakan sistem koreksi tertentu? Apakah data/informasi umum tersebut memiliki karakteristik yang sama dengan data produktivitas melalui pengamatan langsung? Studi kasus penelitian ini adalah proyek Trans&Ibis Hotel BSM. Proyek ini memiliki 2 gedung dengan 3 TC. TC 1 dan TC 2 bertugas melayani gedung Hotel Ibis, sedangkan TC 3 bertugas melayani gedung Hotel Trans. Penelitian ini hanya difokuskan pada perhitungan produktivitas TC 1 dan TC 2 yang melayani gedung Hotel Ibis. Hotel Ibis terdiri dari 22 lantai dan 2 lantai atap. Penelitian hanya dilakukan pada konstruksi lantai 21 dan 22. Pada penelitian ini, dilakukan perbandingan estimasi produktivitas yang diperoleh dari data pengamatan dan data laporan kerja proyek, yang selanjutnya akan disebut data primer dan data sekunder. Berdasarkan penelitian, diperoleh angka produktivitas data primer 6 kali lebih besar dari produktivitas data sekunder. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kurangnya data laporan kerja proyek dan kurangnya sampel pengamatan yang hanya terbatas pada lantai 21 dan 22, sehingga menyebabkan penurunan akurasi daripada angka produktivitas data primer dan sekunder. Selain itu, hasil penelitian mengidentifikasikan bahwa data primer dan data sekunder memiliki karakteristik yang berbeda.