Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (tekMIRA) adalah salah satu lembaga penelitian dan pengembangan pemerintah dibawah Badan Litbang Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Salah satu kelompok pelaksana penelitian dan pengembangan di tekMIRA adalah Kelompok Pelaksana Penelitian dan Pengembangan Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara. Pada era ekonomi berbasis knowledge saat ini, paradigma lama resource-base competitiveness sudah tidak cocok lagi dan harus diubah menjadi knowledge-base competitiveness. Oleh karena itu upaya pengembangan batubara Indonesia harus berbasis pada knowledge dan implementasi Knowledge management (KM) menjadi hal penting untuk dilakukan.
Untuk memulai inisiatif KM, diperlukan langkah-langkah perencanaan sistematis yang didasarkan pada kebutuhan organisasi dalam rangka mencapai Visi dan Misinya. Permasalahan yang dihadapi oleh kelompok ini adalah pemanfaatan hasil litbang yang dinilai kurang. Dari identifikasi penyebab masalah ditemukan beberapa sebab yang mengakibatkan timbulnya permasalahan tersebut, dan ditemukan akar penyebab yang kemudian diangkat menjadi isu bisnis yaitu belum terkelolanya pengetahuan secara sistematis. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk merancang rencana implementasi KM pada kelompok tersebut. Untuk memulai inisiatif KM diperlukan lima langkah yang perlu ditempuh yaitu menetapkan tiga tujuan utama KM, mengidentifikasi kebutuhan komponen manusia, proses dan teknologi, menetapkan strategi KM untuk mencapai tiga tujuan utama KM yang telah ditetapkan, mendapatkan komitmen manajemen, dan menyusun rancangan rencana implementasi KM.
Tujuan KM ditentukan melalui penyebaran kuesioner kepada anggota kelompok untuk menentukan 3 tujuan utama dari 15 tujuan KM yang umum. Dari pengolahan data hasil kuesioner ditemukan 3 tujuan utama implementasi KM pada kelompok ini, yaitu mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk menciptakan, merancang, membuat dan menyelesaikan kegiatan penelitian dan pengembangan, memudahkan para pejabat fungsional untuk menemukan ahli yang dapat membantu ketika dibutuhkan, dan menstimulasi inovasi dan pertumbuhan. Selanjutnya dilakukan identifikasi kebutuhan komponen manusia, proses, dan teknologi, faktor-faktor keberhasilan, dan kendala yang dihadapi untuk menentukan usulan program KM yang sesuai dengan tujuan.