digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perkembangan kota Bandung yang tinggi menimbulkan dampak yang cukup besar bagi beberapa kawasan. Salah satu dampak yang terlihat adalah dengan bertambahnya jumlah pengunjung atau wisatawan menuju beberapa kawasan yang diperuntukkan sebagai daerah komersial, khususnya ketika hari libur. Salah satu kawasan yang menjadi tujuan utama para wisatawan untuk berkunjung adalah Jalan Cihampelas. Jalan Cihampelas yang merupakan jalan kolektor sekunder melewatkan arus yang tinggi dari bagian utara kota Bandung menuju pusat kota. Tingginya tingkat wisatawan yang berkunjung menuju kawasan tersebut menjadikan Jalan Cihampelas bertambah padat dan sering mengalami kemacetan pada akhir pekan (hari Sabtu). Kemacetan yang terjadi di Jalan Cihampelas diakibatkan adanya pengaruh hambatan samping, kondisi lalu lintas, pangaturan sistem lalu lintas, keadaan geometri jalan, dan cuaca. Semakin tingginya aktivitas hambatan samping mulai dari pukul 13:50 WIB hingga pukul 17:30 WIB, mengakibatkan keadaan lalu lintas pada jalan menjadi semakin padat. Sehingga memberikan waktu tempuh yang semakin lama untuk melewati ruas jalan Cihampelas. Akibatnya, tundaan yang terjadi semakin besar. Dari pengamatan di lapangan, diperoleh nilai tundaan terbesar pada rentang waktu pukul 16:50 WIB hingga 17:30 WIB, yaitu sekitar 19 sampai 21 menit. Sedangkan kinerja ruas Jalan Cihampelas tergolong hampir jenuh dan padat pada jam puncaknya. Ini terlihat dari nilai derajat kejenuhan pada masing-masing segmen, yaitu sebesar 0,81 dan 0,82. Beberapa kebijakan yang dapat membantu mengurangi kemacetan di Jalan Cihampelas yaitu pembangunan gedung parkir. Ini bertujuan untuk mengurangi waktu tundaan yang diakibatkan oleh banyaknya jumlah kendaraan yang keluar masuk parkir di sepanjang Jalan Cihampelas. Selain itu, pengembangan terhadap fasilitas pedestrian juga dapat mengurangi aktivitas hambatan samping jalan.