Jakarta sebagai ibukota negara Indonesia memiliki tingkat kemacetan yang sangat tinggi, salah satu solusi yang relevan dan dapat dilakukan adalah dengan membuat jembatan layang. Dengan tingginya tingkat kemacetan di ibukota ini, dibutuhkan metode konstruksi yang dapat
mengakomodasi kelancaran transportasi saat konstruksi berlangsung, salah satu metode yang sudah cukup terkenal dan biasa digunakan adalah metode balanced cantilever, dimana dengan metode ini, saat konstruksi jalan layang berlangsung tidak memerlukan banyak perancah sehingga tidak terlalu mengganggu arus lalu lintas di bawahnya.
Pada Tugas Akhir ini akan dijelaskan mengenai cara melakukan desain untuk jembatan dengan metoda balanced cantilever melingkupi desain struktur atas (deck) dan juga desain pier. Tentunya karena Indonesia merupakan daerah yang rawan akan gempa, seluruh proses desain harus memiliki analisis ketahanan gempa. Proses desain dimulai dengan perhitungan preliminari secara manual untuk struktur atas, dari hasil preliminari tersebut akan didapat banyaknya jumlah kebutuhan tendon yang dibutuhkan. Setelah itu, hasil preliminari tersebut
dimodelkan dalam software MIDAS Civil 2006 untuk kemudian dicek tegangan yang terjadi saat konstruksi dan masa layan. Setelah struktur atas didesain maka selanjutnya dapat dilakukan desain pier. Desain pier mengacu kepada peraturan yang ada pada SNI 03-2833-200x dan Caltrans SDC 2010, untuk kemudian dibandingkan hasil desain dari kedua peraturan tersebut. Analisis ketahanan gempa dilakukan pada desain pier dengan menggunakan metode displacement-based design mengacu pada Caltrans SDC 2010.